Mohon tunggu...
ulil maghfiroh
ulil maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA ITTP S1 TEKNOLOGI PANGAN

hobi membca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Unik untuk Mengawali Masa Tanam Padi

28 Januari 2023   07:40 Diperbarui: 28 Januari 2023   07:51 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Sawah, Sumber: https://unsplash.com/photos/fp5pvx5ByGc

Wiwitan merupakan salah satu bentuk ritual yang dilakukan masyarakat Jawa pada saat sebelum panen dimulai. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan bentuk rasa terimakasih kepada bumi sebagai "sedulur singkep". Disini Sedulur singkep mempunyai arti bahwa bumi dan manusia merupakan saudara yang saling melengkapi dan menghormati untuk kelestarian yang berkelanjutan. Selain itu wiwitan juga sering disebutkan sebagai bentuk rasa terimakasih kepada Dewi Sri atau Dewi Padi atas hasil panen yang diperoleh.

Disebut sebagai 'wiwitan' karena arti 'wiwit' adalah 'mulai', memotong padi sebelum panen diselenggarakan.

Yang disebut bumi adalah sedulur sikep bagi orang Jawa karena bumi dianggap sebagai saudara manusia yang harus dihormati dan dijaga dilestarikannya untuk kehidupan. Tradisi wiwitan ini sudah ada sejak sebelum agama-agama masuk ke tanah Jawa.

Tradisi wiwit sendiri awalnya memiliki kelengkapan uborampe yang komplit meliputi empon-empon, tukon pasar, dan berbagai biji-bijian atau woh-wohan. Nasi yang dipakai pun merupakan nasi yang harum. Secara rinci uborampe dalam prosesi wiwitan meliputi tok-tok salak, daun salam, daun kluwih, daun beringin, daun awar-awar, daun pulutan dun dadap serep dan janur kuning.

Banyak uborampe yang diganti dalam pelaksanaan tradisi wiwitan yang disesuaikan dengan kemampuan. Selain itu tradisi wiwitan hanya dilakukan pada sawah-sawah yang dirasa memiliki aura mistis "singup" saja, sedangkan lahan persawahan yang berada pada tempat strategis sudah tidak pernah dilakukan wiwitan. Dalam wiiwtan, doa yang dipanjatkan pada saat wiwitan sendiri tidak sama antar masing-masing orang karena tidak ada ketentuan dalam pelantunan doa.

Setelah uborampe didoakan, prosesi berikutnya pemilik lahan menyebar beberapa makanan di tengah sawah dan meletakkan empat bungkusan hidangan yang diletakkan di empat sudut sawah sebagai simbol kiblat papat siji pancer.

Selanjutnya petani pemilik lahan memulai memetik tangkai padi. Jumlah tangkai yang dipetik pertama kali pada prosesi wiwitan disesuaikan dengan hari pasaran Jawa dimana padi tersebut mulai dipetik. Tangkai padi yang dipetik nantinya dibawa pulang pemilik lahan dan dipasang atau ditempelkan di tembok rumah. Hal tersebut bermakna agar rezeki yang didapat selalu dimiliki oleh pemilik rumah dan sebagai pepiling (pengingat) bagi pemilik rumah.

Prosesi wiwitan diakhiri dengan kenduri bersama dengan masyarakat yang hadir di tempat prosesi dilakukan. Kenduri bersama ini sebagai simbol kebersamaan dan berbagi kepada orang lain sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang melimpah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun