Mohon tunggu...
Uli Hartati
Uli Hartati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

A wife, mommy of 2 boys, working mom also as a blogger Contact me : WA 089627103287 Email uli.hartati@yahoo.com Blog http://ulihape.com IG dan Twitter @ulihape

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

6 Cara Si Ujung Jari Menjaga Kerukunan Beragama

5 September 2016   15:37 Diperbarui: 5 September 2016   16:06 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampaikan dengan cara yang sopan, anda hormat kami segan hehehe

Lalu akupun kuliah, di era kampus ini aku bahkan merasa linglung, kenapa begitu banyak aliran dalam satu agam, katakanlah agamaku Islam, sampai-sampai ada cara melihat aliran islam apakah teman mu ? cukup dari jumlah peniti yang disematkannya di jilbabnya hahaha, cara yang aneh tapi rupanya itu menjadi pembeda. Dunia kampus pula yang membuat aku memahami bahwa agamu ku banyak “alirannya”. 

Tapi beruntung aku pernah merasakan kebaikan di kota pematang siantar, sehingga tak pernah ada niat didalam hati untuk membenci mereka yang tak sama denganku. Tahun 1999 ketika era internet mulai marak maka aku sudha bisa terkoneksi dengan dunia lainnya, sekedar iseng untuk melatih bahasa inggris atau memang untuk menyenangkan diri sendiri dengan apa yang disebut era digital, maka akupun mulai akrab dengan sosial media. Friendster adalah awal aku memiliki akun sosial media, belum interaktif hanya saja sudah membuat aku mulai ‘narsis’ untuk memajang potoku di sosial media. 

Kemudian berlanjut ke multiply, disana aku belajar menulis dan kembali narsis, lalu 2008 akhir rasanya ada teman yang memberitahu tentang facebook dan jadilah sampai hari ini menjadi sosial media yang paling interaktif. Rasanya 40% perkembangan teman-teman jauh aku ketahui dari facebook, bahkan kalau ditanya tahu dari mana ? tadi aku baca statusnya di facebook.

Sampaikan dengan cara yang sopan, anda hormat kami segan hehehe
Sampaikan dengan cara yang sopan, anda hormat kami segan hehehe
Selamat datang di Era Sosial Media !

Yup, nyatanya begitu aku prinadi banyak mengetahui kabar teman, berbagai kejadian dan berita heboh sebagia besar dari akun sosiap media ku. Teman-teman selalu punya update berita apasaja, cukup bermodalkan kuota facebookan saja maka semuanya ada disana, hanya butuh ujung jari untuk menyebarkan apapun yang menurut anda menarik.

Sampai tahun 2013 aku masih merasa nyaman di sosial media, update dari teman-teman terkadang membuat hari lebih bersemangat, lalu tibalah masa dimana pilpres 2014, menurut saya ini adalah puncak era sosial media yang membuat hubungan beberapa pertemanan menjadi terpecah. Sebabnya hanyalah masalah share artikel2 dari kedua pihak yang saling klaim pembelaan, hasilnya apa ? Kedua belah pihak merasa terluka, bahkan aku prinadi sampai harus mengunfriend dua orang teman hanya karena aku merasa sudah tidak nyaman, serangan secara perso al dilayangkan kepadaku dan sepertinya sikap bijak adalah memblokirnya supaya rasa tak nyaman ini tidak berkelanjutan, hubungan pertemanan menjadi aneh bukan lagi karena masalah personal tetapi hanya karena masalah publik yang tak pantas kami perdebatkan.

Apalagi saat ini era sosial media, aku pribadi merasakan betapa godaan untuk perpecahan itu sangat besar. Jangankan untuk urusan antar umat, era sosial media pun sering menjerat per orang, tak pandai bersikap maka keluarlah pepatah “jarimu harimau mu”. Kalau dulu orang bisa berkelahi karena adu otot, adu mulut namun sekarang hanya dengan klik lentur dari jemari bisa menimbulkan ancaman bagi diri sendiri. Tak bijak bertindak maka ada UU ITE yang siap menjerat. Ada berapa kasus yang tejadi hanya karena curhat malah berujung dibui.

Namun dari sekian banyak orang yang mengacaukan hubungan ternyata masih banyak yang sangat peduli untuk selalu bisa menjaga hubungan baik. Dan pada akhirnya aku setuju banget dengan sebuah quote "You are what you share. Iya, tombol share ini sangat berbahaya, berapa banya berita hoax yang sudah ujung jari anda bagikan ?

Bicara soal kelompok yang ada di era sosial media , sejak pilpres 2014 aku melihat ada dua kubu yang cinta Jokowi dan cinta Prabowo, entahlah rasanya memang heran, mungkin beliau-beliau idola kita ini baik-baik saja, hanya para pencinta yang membabi buta justru saling serang. Hal ini kalau tidak segera diatasi bisa menjadi perpecahan umat beragama di Indonesia. Yang saling cinta dan saling benci itu bisa berasal dari satu kelompok agama, dalam satu kelompok agama keduanya ada, sehingga saling mengkafirkan satu sama lain. 

Contohnya saja aku memang memilih Jokowi menjadi presiden, lalu aku menjadikan musuh dari sesama, dengan tuduhan aku ini islam skuler, hallah apa pulak itu ? Sementara dengan teman agama lain aku merasa baik-baik saja. Sedih memang ketika mengaku satu nabi satu tuhan tapi beda presiden maka ada sedikit borok diantara kami yang siap menganga kapan saja. Namanya luka lama itu kalau disenggol dikit aja berdarahnya lebih parah daripada luka baru, itu kata bos ku hahhaha.

Di kantorku mungkin akulah satu-satunya pemilih Jokowi, akhirnya aku harus bertahan dari segala serangan, broadcast siapa jokowi, broadcast kelompok jokowi semua ditujukan padaku, kalau mau marah bisa, kalau mau berantem pun bisa. Tapi rasanya terlalu bodoh kalau hanya karena itu aku langsung emosi, maka sabar adalah kunciku menahan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun