Kopi bukan sekadar minuman, melainkan sumber penghidupan utama. Namun, hasil panen yang naik-turun setiap tahun membuat para petani kerap was-was. Kini, sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) menghadirkan solusi: sebuah sistem prediksi produktivitas kopi berbasis Artificial Neural Network (ANN) dengan metode backpropagation.
Dari Kampus untuk Kebun
Penelitian ini lahir dari keresahan terhadap fluktuasi panen kopi yang berdampak langsung pada biaya produksi dan ekonomi warga. Dengan memanfaatkan data panen selama 10 tahun terakhir (2014–2023), para mahasiswa UNIMMA merancang algoritma yang mampu memperkirakan hasil panen di masa depan dengan tingkat kesalahan sangat rendah Mean Squared Error (MSE) hanya 0,007703.
“Kalau kami tahu prediksi panen lebih awal, kami bisa mengatur biaya pupuk dan tenaga kerja dengan lebih efisien,” ungkap Sugeng, salah satu petani kopi di Rejosari Temanggung, yang ikut mencoba aplikasi ini.
Cara Kerja Sistem
Sistem prediksi ini bekerja dalam tiga tahap:
1. Normalisasi data, mengubah data mentah menjadi nilai antara 0 dan 1.
2. Pelatihan jaringan saraf, menghitung bobot terbaik pada setiap neuron dengan arsitektur 4-2-1.
3. Pengujian dan denormalisasi, menghasilkan angka prediksi panen yang realistis, lalu menampilkannya dalam bentuk angka dan grafik.
Dengan learning rate 0,2, model ini memberikan hasil optimal yang siap digunakan dalam perencanaan pertanian.
Manfaat Langsung untuk Petani
Aplikasi ini berbasis web, sehingga petani bisa mengaksesnya dari gawai mereka. Tampilan sederhana memudahkan pengguna untuk memasukkan data panen, melihat prediksi, dan membandingkannya dengan hasil sebelumnya.
“Teknologi bukan hanya untuk industri besar. Kami ingin petani desa juga bisa menikmatinya,” ujar Dr. Uky Yudatama, S.Si., M.Kom., M.M., dosen Teknik Informatika selaku pembimbing riset ini.
Menurut tim peneliti, teknologi ini diharapkan menjadi alat bantu bagi petani untuk mengatur jadwal pemupukan, meminimalkan biaya produksi, dan memproyeksikan keuntungan sebelum musim panen tiba.
Langkah Selanjutnya
Meski telah berfungsi, para mahasiswa UNIMMA berencana memperbarui antarmuka agar lebih modern, mengotomatisasi input nilai minimum dan maksimum, serta mengembangkan algoritma agar prediksi semakin akurat.
Dengan inovasi ini, petani kini punya “mata” untuk melihat masa depan panen kopi mereka dan semua berawal dari tangan-tangan kreatif mahasiswa kampus lokal.