Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Produk-produk Inovatif Balitbang PUPR di CFD Dago

5 Desember 2017   22:15 Diperbarui: 5 Desember 2017   22:31 1744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu poster yang dipresentasikan dalam acara Publikasi Produk Litbang Terpadu (Sumber: Dokpri)

Pengunjung Car Free Day sedang melihat-lihat beragam produk penelitian yang dipamerkan (sumber: dokpri)
Pengunjung Car Free Day sedang melihat-lihat beragam produk penelitian yang dipamerkan (sumber: dokpri)
Berapa banyak dan siapa sih orang yang mau menyengajakan datang ke gedung yang menggelar produk penelitian? Paling-paling yang datang orang pemerintahan atau anak-anak sekolah dan kuliahan, itu pun mungkin hanya sebatas melaksanakan tugas kantor atau tugas sekolahnya. Di Car Free Day saya menyaksikan bagaimana pengunjung dengan beragam latar belakang yang melintas lokasi acara bisa melihat dan menyimak produk-produk inovasi Balitbang PUPR tersebut.

"Kalau ABDULAH ini diterapkan di setiap masjid atau mushola, saya pikir ini bisa membantu penyediaan suplai air bersih untuk keperluan wudhu. Sepertinya cara membuat dan perawatannya murah dan gak ribet," Kata Pak Rasyid, salah satu pengunjung Car Free Day ketika saya tanya komentarnya tentang salah satu produk inovasi Balitbang PUPR yang dipajang di lokasi acara.

==

Selepas acara jalan santai dan senam bersama, saya bersama empat komapsianer lain berkesempatan untuk berbincang dengan dua orang peneliti dari Pusair (Pusat Litbang Sumber Daya Air) BalingbangPUPR, Ibu Nur Fizili Kifli dan Pak Eko Winar Irianto. Oh ya, BalitbangPUPR sendiri mempunyai empat pusat penelitian, yaitu Pusair, Pusjatan (Pusat Litbang Jalan dan Jempatan), Puskim (Pusat Litbang Permukiman), dan PKPT (Pusat Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi).

Berbincang dengan Ibu Nur Fizili Kifli dan Pak Eko WInar Irianto, dua peneliti Pusair BalitbangPUPR (Sumber: Dokpri)
Berbincang dengan Ibu Nur Fizili Kifli dan Pak Eko WInar Irianto, dua peneliti Pusair BalitbangPUPR (Sumber: Dokpri)
Dari kedua peneliti Pusair ini, saya berkesempatan untuk menggali informasi lebih jauh tentang tiga produk hasil penelitian Pusair yang turut disosialisasikan di acara ini, yaitu EcoTech Garden, ABSAH,dan ABDULAH.

Tiga produk inovatif hasil penelitian Pusair BalitbangPUPR (Sumber: Dokpri)
Tiga produk inovatif hasil penelitian Pusair BalitbangPUPR (Sumber: Dokpri)

EcoTech Garden pada dasarnya adalah pengolahan air kotor domestik (grey water) dengan memanfaatkan prinsip penyerapan zat-zat organik oleh tumbuh-tumbuhan. Cara kerjanya terhitung sederhana, dimana air limbah domestik tersebut dialirkan pada instalasi pengolahan berupa taman yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mampu menyerap zat pencemar, seperti amoniak, nitrogen dan fosfor.

Ketiga unsur tersebut terdapat dalam detergen namun berguna sebagai unsur nutrisi bagi tumbuhan. Diharapkan efluen atau air yang keluar dari instalasi ini sudah bebas zat pencemar, sehingga tidak mencemari lingkungan.

Pada prinsipnya semua jenis tumbuhan bisa digunakan untuk penerapan teknologi ini. Namun karena digunakan untuk pengolahan air, ia harus berupa tanaman yang bisa hidup di lingkungan yang basah atau banyak air. Kalau merujuk pada poster yang dipamerkan di lokasi acara, saya mencatat beberapa jenis tanaman yang bisa digunakan, antara lain Cyperus Papyrus, Typha Angustifola,Pontedaria Cordata, Cana Air, Pisang air, dan Melati air.

"Yang jelas jangan tanaman pangan,...tanaman hias bisa digunakan tapi biasanya harganya mahal kan ya?  Yang pasti yang bersifat rumput-rumputan,.." kata Pak Eko tentang kriteria tanaman yang sebaiknya digunakan dalam EcoTech Garden ini.

"Teknologi ini bisa digunakan dalam skala rumah tangga maupun komunal. Namun bagusnya sih EcoTech Garden ini diterapkan secara komunal ya,.. karena instalasinya yang berupa taman bisa bermanfaat secara estetika, jadi taman publik," terang Pak Eko menjelaskan lebih lanjut. "Sebaiknya memang EcoTech Garden ini diaplikasikan dalam lahan yang luas, karena kita perlu mengalirkan airnya dengan debit yang lambat, agar mudah diserap tumbuhan tersebut. Kalau luas kan bisa digunakan sebagai ruang terbuka hijau."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun