Artinya, Tuhan tidak perlu "turun tangan" secara langsung untuk membuat manusia berpikir sistematis; cukup dengan menciptakan sistem alamiah yang tersusun rapi, maka akal yang sistematik akan lahir dengan sendirinya sebagai konsekuensi logis dari tatanan itu.
Dengan demikian, tidak ada alasan untuk membenturkan yang alami dengan yang ilahi. Alam dan hukum-hukumnya bukan lawan dari Tuhan, melainkan ekspresi dari kebijaksanaan dan keteraturan ciptaan-Nya. Di balik sistem yang tertib (semisal teknologi) selalu ada pikiran manusia yang menata-dan di balik hukum alam, ada Sang Pencipta yang menegakkannya.
.....
2.Akal, alam, dan sistem Tuhan
Akal adalah sistem berpikir. Dan seperti semua sistem, ia tidak mungkin muncul dari kekacauan. Di balik setiap mekanisme berpikir yang teratur dibaliknya ada hal alami yang menopang yaitu realitas yang juga teratur-ada hukum-hukum alam yang bekerja dengan presisi, dengan keteraturan yang dapat dipahami dan diprediksi.
Prinsip sebab-akibat yang menjadi dasar sains modern sejatinya juga fondasi bagi cara kerja akal. Kita berpikir sistematik karena alam sendiri bersifat sistematik. Jika dunia ini chaos, tanpa hukum, tanpa pola, maka cara berpikir rasional pun tidak akan pernah lahir. Pikiran hanya bisa meniru, memantulkan, atau menyusun ulang pola yang memang sudah ada dalam realitas alami
Leibniz pernah berkata bahwa "dunia ini adalah sistem terbaik yang mungkin," menegaskan keyakinannya bahwa keteraturan alam adalah cermin dari rasionalitas Tuhan. Begitu pula Descartes yang mencari "tatanan yang pasti" dalam pikiran manusia, sebab ia yakin bahwa tatanan itu bersumber dari tatanan yang lebih besar yaitu Tuhan sebagai sumber munculnya keteraturan.Dan konsep "kebenaran Ilahiah" maupun turunannya; "kebenaran akali", adalah suatu yang lahir dari system yang telah didesain
Maka,dengan pandangan semacam ini, kita tak perlu membenturkan yang alami dengan yang ilahi. Alam bukanlah entitas yang berdiri berseberangan dengan Tuhan, melainkan wujud dari kehendak dan kebijaksanaan-Nya yang termanifestasi sebagai hukum-hukum kosmik.
Tuhan tidak perlu menciptakan pikiran manusia yg terstruktur secara langsung dari setiap momen-peristiwa, sebab Ia telah meletakkan dasar bagi kemunculan akal melalui sistem alam yang teratur. Seperti seorang arsitek yang mendesain struktur bangunan hingga mampu berdiri tegak sendiri, Tuhan menciptakan sistem alam yang cukup sempurna untuk melahirkan kesadaran yang berpikir secara sistematik.
Kita bisa berpikir terstruktur-sistematis karena alam ini berpola. Alam berpola karena ada pikiran agung Ilahi di baliknya. Maka, di balik keteraturan akal manusia, kita sebenarnya sedang menyentuh pantulan dari keteraturan yg telah diciptakan Ilahi.
.....