Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Faham faham yang membunuh kebenaran

30 September 2025   07:59 Diperbarui: 30 September 2025   07:59 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang bayangkan aktifitas kehidupan manusia bila dalam realitas tak ada satupun yang sudah bisa ditetapkan dan dipastikan-karena masih terus berproses dan belum jadi jadi..Kapan jadinya (?)

Lebih jelas lagi; hukum alam,hukum fisika itu telah jadi dan telah selesai sebagai hukum.Walau muncul bahasan kuantum tapi ia tidak melenyapkan hukum fisika.Nampak ketak pastian ada tapi hukum fisika yang mutlak-tetap-pasti pun tetap ada

Memang ada yang berubah-berproses, tapi proses itu terjadi dalam konstruksi yang sudah bis dipastikan sehingga pasti arahnya.Contoh manusia selalu mengalami perubahan dari semula muda selalu menjadi tua-ini hukum kehidupan pasti.Yang berubah dan yang tetap,yang tidak pasti dan yang pasti adalah dua sisi dari realitas

2.Mereduksi persoalan kebenaran pada "kekosongan"-"kasunyataan"

Seperti kita tahu dalam ranah logika termasuk agama wahyu,pencarian kebenaran bukan untuk "mencari yang kosong-yang tidak ada apapun"-tapi untuk mencari sesuatu yang kita kategori sebagai "kebenaran".Dan kebenaran dimaksud adalah suatu yang memiliki nilai karena ditopang oleh beragam argumentasi-dalil-ilmu pengetahuan, baik bersifat fisik maupun metafisik.Di level fisik dibuktikan via pembuktian empirik dan di level metafisik oleh argument logika.Jadi "Kebenaran" bukan kekosongan dan bukan kosong tanpa apapun tapi berisi konstruksi argumentasi dari berbagai level

Dan tujuan manusia mencari kebenaran pun bukan mencari kekosongan,ketidak tahuan,sunyata,tapi untuk mengetahui mana yang benar diantara yang salah.Ciri seseorang yang telah menggenggam kebenaran adalah faham mana ketidak benaran atau kebatilan sebagai lawanannya. Lebih jauh lagi ia menggenggam nilai kebenaran itu sebagai pedoman hidupnya

Jadi yang ideal jadi pedoman hidup itu bukan kekosongan-sunyata yapi sesuatu yang diyakini memiliki nilai kebenaran-Dan itu Ada konstruksi argument yang menopang-bukan sekedar yakin tanpa ditopang ilmu pengetahuan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun