Itu salah satu sebab mengapa tidak semua faham atau mengerti agama. Karena semua orang bisa menggunakan panca indera tapi tidak semua terampil dalam menggunakan logika,Atau ketika berlogika ia begitu terikat dengan prinsip empirisme-sehingga alur berlogikanya tidak menyentuh dimensi metafisis
Inilah alasan mendasar mengapa agama membutuhkan subyektivitas-hal yang nersifat pribadi. Ia tidak bisa dipahami hanya dari luar, sebagai fenomena budaya, politik, atau antropologi semata.
Karena itu, agama menuntut kesiapan batin yang tidak otomatis dimiliki setiap orang. Semua orang bisa mengandalkan pancaindra, tetapi tidak semua mampu menggunakan logika dengan jernih, dan tidak semua hati terlatih untuk peka pada kebenaran.
Untuk menangkap substansi ilahiah yang menjadi inti agama, manusia perlu memasuki wilayah batiniah-mendalami secara pribadi-bukan cuma menangkap secara intelek menurut para ahli sosial,antropologi,budaya dlsb-Sebuah jalan yang berliku, penuh tantangan, namun niscaya bila kita ingin memahami agama sesuai hakikatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI