Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa agama butuh subyektifitas

1 September 2025   12:59 Diperbarui: 1 September 2025   12:59 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah agama harus diseret paksa agar menyesuaikan diri dengan bentuk kebenaran empirik agar semua fihak dapat menerima tanpa kecuali ?

Apakah acuan-parameter kebenaran dalam agama adalah kebenaran empirik ?

Apakah visi misi agama adalah mencari bentuk kebenaran empirik seperti sains (ilmu) fisika ?

TIDAK

Agama adalah institusi yang untuk memahaminya tidak cukup dengan hanya memiliki peralatan indera.Untuk faham agama mau tak kau memerlukan unsur pengalaman,pendalaman,penghayatan yang semuanya bersifat pribadi-disini unsur akal serta hati menentukan

Nah disinilah beda serta terpisahnya agama dengan institusi yang visi misinya mengejar bentuk kebenaran empirik seperti sains fisika

Untuk faham agama orang tak bisa cukup berbekal indera dan prinsip inderawi tapi juga mesti menggunakan akal serta hati-prinsip akali serta prinsip nurani. Masalahnya adalah; Semua orang pasti menggunakan indera,tapi mendalami sesuatu dengan menggunakan akal serta hati itu tidak semua orang dapat melakukan.Ini yang membuat agama tidak  lantas bakal diterima semua fihak-Ia diterima oleh fihak yang telah mendalaminya secara individu

Yang dicari atau visi misi agama adalah bentuk kebenaran metafisik yaitu bentuk kebenaran yang untuk memahaminya perlu peran unsur unsur abstrak selain panca indera yaitu akal budi serta hati-nurani.

Namun, masalah muncul karena tidak semua orang terbiasa mengolah akal budi, dan tidak semua memiliki kepekaan nurani. Ada orang yang sehat jasmani dan pancaindranya, tetapi hidupnya hanya tertuju pada kesenangan duniawi, atau tenggelam dalam nafsu dan kekerasan, sehingga nuraninya tumpul. Orang seperti ini bisa jadi sulit memahami agama, bahkan cenderung melecehkannya.

Jadi begitu banyak rintangan baik yang bersifat fisik,psikologis, ideologis, filosofis,sosial,budaya,lingkungan dlsb. yang merintangi manusia untuk faham terhadap agama sesuai dengan substansi agama itu sendiri.Banyak yang melihat agama lebih dari aspek sosial,politik, budaya,antropologi dan beragam label "manusiawi" lain ketimbang melihat agama berdasar substansinya menurut pandangan Ilahiah

Maka itulah untuk faham agama memerlukan pendalaman yang kadang berliku karena tantangannya di zaman ini sudah tidak mudah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun