Melangkah sejauh mungkin sembari mengingat ingat kembali sebelum menyudahi
Saat isak tangis ku bungkam dengan rintik-rintik gerimis hujan. Terbayang angin dingin yang menembus kulit tangan
Aku saat itu tertunduk dengan tubuh merengkuh meskipun dalam keramaian
Sejenak melihat atap atap rumah terguyur air hujan. Teduh rasanya
Sejenak melihat burung kembali ketempat peraduannya. Pertanda hujan semakin menerjang
Akupun begitu,
Pulang kerumah singgah dengan atap atap memekakkan telinga dikala hujan
Namun saat itu, serbuk syukur menebar dan menjajaki sela sela rumah. Alhamdulillah
Hujan reda,... Iya... Hampir reda....
Kulihat sejenak jam dinding yang terpaku. Memanfaatkan waktu menyusuri jalan jalan sepi yang terbasahi.
Sembari memikul pinta dibenak hati
Adakalanya, menepi sembari berbincang asyik di pondok kopi, meneguk secangkir kopi hangat di kedai kopi
Menikmati rintik hujan membias menjadi pelangi
Sembari menilik layar ponsel mengenai solusi apa yang harus ku daki untuk menggenggam pinta yang tersembunyi ini
***Semarang, 29 Oktober 2022***