Mohon tunggu...
AYU ISTIYAWAHYUNI
AYU ISTIYAWAHYUNI Mohon Tunggu... Novelis - PENULIS

seorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berawal dari Satu Tangkai Bunga

15 Juni 2023   20:14 Diperbarui: 15 Juni 2023   20:19 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sebenarnya satu tangkai bunga harganya 5000 rupiah kak.” Protes Keysha dengan menyodorkan uang Rp 500.000 ke Olivia.

“Aku tidak punya uang 5000an. Sudah ambil saja. Anggap itu rezeki buatmu. Kamu bisa membeli bibit bunga yang banyak supaya suatu hari nanti kamu bisa mendirikan toko bunga sendiri,”  

“Tapi ini kebanyakan kak. Ak-“ sebelum Keysha melanjutkan protesnya, Olivia pun langsung memotongnya. 

“Tidak ada penolakan. Aku juga sudah membeli satu tangkai bunga ini kan? Anggap itu hasil jualanmu dari satu tangkai bunga ini. Semoga kita bisa bertemu lagi saat kamu sukses nanti. 

Good bye!” Sebelum Keysha menjawab perkataan itu, Olivia pun langsung menyalakan mobilnya dan pergi meninggalkan Keysha. 

Melihat Mobil yang sudah berjarak jauh dari tempat Keysha. Membuat Keysha menatap uang ratusan sebanyak 5 tadi dengan mengulum kan senyumannya. Bahkan ia tak sadar kalau matanya entah sejak kapan sudah menetes dengan derasnya. Ini bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan. 


“Terima kasih kak. Aku harap suatu hari nanti bisa bertemu lagi denganmu saat aku sukses seperti ucapanmu tadi. Di saat itu, aku akan mengembalikan uangmu ini.” Ucap Keysha lirih dengan tersenyum. 

******* 

Sesampainya di rumah, Keysha langsung menghampiri adiknya yang sedang berbaring di ranjang. 

“Rina, kakak pulang.” Mendengar itu, Rina pun langsung menoleh ke arah Keysha dan kemudian beralih ke rak bunga yang dibawa Keysha untuk jualan tadi. 

Keysha yang tahu kalau Rina sedih saat melihat bunganya masih banyak, membuat Keysha mengelus rambut Rina dengan pelan. Lalu ia berkata, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun