Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tanjung Kelana

8 September 2021   17:59 Diperbarui: 8 September 2021   18:12 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: PNG tree, pinterest, diolah pribadi

Kau mengangguk, tersenyum. Kepala sekolah tidak ikut tersenyum. Wajahnya kaku, meski tanjung telah meniup ubun-ubunnya yang sedang ngebul.

"Pekan depan ujian kenaikan kelas. Jika nilaimu masih seperti ini, kau harus tinggal kelas. Lagi. Untuk yang ketiga." Kau tidak mengerti mengapa kepala sekolah menempatkan banyak tanda titik pada kalimatnya. Penekanan demi penekanan seolah turut menambah kerut di dahi, pipi, dan ujung-ujung alisnya. 

"Kau dengar aku, Jung?"

Kau mengangguk. Kali ini tidak tersenyum. Mungkin dengan begini, kepala sekolah akan menganggapmu telah bersungguh. 

Dan benar saja, tidak sampai satu menit ketika kepala sekolah akhirnya pamit. Meninggalkan kau dan tanjung bersama dua burung gereja yang saling bersahutan (entah gosip apa yang tengah mereka perbincangkan).

 Kau dengar aku, Jung? tanyamu kepada pohon tanjung. Aku akan tinggal kelas.

"Lantas, mengapa tidak mulai belajar?" tanya Tanjung, yang kau yakini suaranya hanya ada dalam kepalamu.

Kau menimbang sebentar sebelum memutus: baiklah. 

Besok, kau berjanji untuk belajar lebih giat. Mungkin memang sudah waktunya untuk mengurangi donat-donatmu yang kehabisan tempat. 

Sayangnya besok adalah ilusi; dalih para pejanji, kilah para pesumpah. Tidak ada yang benar-benar bisa menebak kapan jatuhnya hari esok. 

Menurut kamus yang pernah kaubaca di perpustakaan, besok adalah hari sesudah hari ini. Sedangkan pada setiap hari baru, orang-orang selalu menyebutnya dengan hari ini. Lantas besok itu kapan? Kapan itu besok? Mengapa perjanjian selalu dimulai dari hari besok?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun