Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Enough is Enough, Allegri!

15 September 2022   14:18 Diperbarui: 15 September 2022   19:00 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri| Dok Jonathan NACKSTRAND/AFP via jogja.tribunnews.com

Juventini selalu memelihara harap akan Juventus yang bangkit, dominan, dan meyakinkan. 

Juventus yang menyenangkan di akhir pekan dan karena itu membuat pecintanya menikmati kerja keras bagai kuda seminggu kemudian demi bertahan menghadapi kenaikan harga barang dan tarif sebagai perkara rutinitas yang biasa saja.

Tapi para bos itu lebih memilih menggunakan ide sepak bola yang negatif, memuakan, dan menghina diri sendiri. Demi bisa bertahan di Liga Champions, demi pendapatan yang terus mengalir. Sebagaimana dengan cukup terang tertera dalam Sup Basi Max Allegri untuk Juventus.

Dengan situasi yang berulang mengenaskan ini, dan Allegri masih aman-aman saja, para bos itu seperti bilang begini.

"Wahai para fans, kalian hanyalah penonton yang terbiasa dengan bermacam-macam pengharapan. Kalian tidak pernah tahu situasi sesungguhnya jika negeri ini ada masalah dan barisan elitenya tampak sebagai pembesar yang sia-sia, kalian bukan bagian dari solusi."

Di saat bersamaan, Allegri sendiri masih pede bilang, "I feel part of the solution, I must find a solution." Pertanyaannya, kapankah drama mengenaskan ini akan berakhir?

***

Situasi Juventus yang dominan dalam satu dasawarsa lantas terseok-seok menjaga stabilitasnya tentu bukan ihwal yang luar biasa. Bukan sejenis cerita sejarah kemunduran yang harus dibesar-besarkan.

Salah satunya karena masa yang gelisah dan cenderung merosot ini baru berjalan tiga musim. Pemain pergi, datang, dan bertahan. Cuadrado yang berpotensi besar ngos-ngosan di liga sekeras Premier League bahkan nyaris tak tergantikan. 

Uang masuk dan keluar. Vlahovic dibayar mahal kemudian kehilangan eksplosivitasnya yang konstan seperti di Fiorentina. Dybala dibiarkan pergi gratis dan kini menemukan cinta yang bersemangat Romanisti. 

Ada pandemi, ada keuangan yang guncang. Dan kita terpaksa harus menikmati "anggur lama dalam botol yang usang" bernama Allegri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun