Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Yogya Sampai Kemarin

22 September 2018   16:32 Diperbarui: 23 September 2018   03:04 1809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: rebanas.com

aku mengalami Yogya yang tumbuh dari buku,
percakapan-percakapan dan tanda tanya di setiap ceritanya

ada masa lalu tanpa pernah utuh,
masa depan berkejaran,
dari mereka yang tercerabut atau bertahan,

di antara sawah hijau, orang tua bersepeda,
pekerja muda memenuhi udara
dengan deru debu cita-cita.

di antara wangi gudeg di angkringan, musik pinggir jalan
lenguh becak serta orang-orang yang merasa
selalu jatuh cinta ketika singgah.

hingga kamu: di antara rindu bergairah,
pikiran-pikiran resah. dan kata-kata
yang menuliskan
sepinya sendiri-sendiri.

sampai kemarin, sampai nanti.
barangkali

(2018)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun