Kombinasi bahan inilah yang sering membuat tubuh bereaksi berbeda. Bukan hanya kafein, tapi juga kandungan gula dan krimer bisa memicu lonjakan energi sesaat, lalu diikuti rasa gelisah. Bagi sebagian orang, reaksi ini bisa membuat sulit tidur.
Kopi dan Kafein: Mengusir Kantuk, Mengundang Gelisah
Rahasia kopi ada pada kafein. Zat ini bekerja dengan cara menghalangi adenosin, senyawa di otak yang menimbulkan rasa kantuk. Akibatnya, tubuh tetap merasa segar dan berenergi meski sudah waktunya beristirahat.
Bagi sebagian orang, efek kafein bisa bertahan hingga enam sampai delapan jam. Itulah sebabnya menyeruput kopi sore hari kerap berujung pada tidur larut malam. Bahkan, pada mereka yang lebih sensitif, secangkir kopi kecil bisa cukup membuat malam panjang tanpa kantuk.
Dampak Konsumsi Kopi Berlebih pada Tidur
Minum kopi tentu tidak selalu buruk. Namun, bila berlebihan atau tidak tepat waktunya, kopi bisa mengacaukan tidur kita.
1. Sulit tidur (insomnia) - Kantuk tertunda, mata tetap terjaga meski tubuh lelah.
2. Tidur dangkal - Fase tidur nyenyak (deep sleep) menjadi lebih singkat, membuat tubuh tidak benar-benar pulih.
3. Pola tidur bergeser - Jam biologis tubuh (circadian rhythm) terganggu, tidur jadi larut, bangun pun sulit.
4. Efek jangka panjang – Jika berulang, bisa menyebabkan kelelahan kronis, stres, hingga meningkatkan risiko hipertensi dan gangguan metabolisme.
Tidak Semua Orang Sama