Belajar Mendalam: Bukan Hanya untuk Siswa
Dalam literatur pendidikan, istilah deep learning atau pembelajaran mendalam sering dikaitkan dengan kemampuan siswa untuk memahami, menganalisis, dan mengaitkan pengetahuan. Namun, prinsip yang sama juga berlaku untuk guru.
Belajar mendalam bagi guru berarti tidak hanya mengikuti pelatihan untuk mendapatkan sertifikat, melainkan benar-benar menyelami makna di balik materi. Ia menuntut keterbukaan untuk berefleksi, keberanian untuk mencoba hal baru, dan kesediaan untuk mengakui kekurangan.
John Dewey, filsuf pendidikan Amerika, menegaskan bahwa pendidikan sejati lahir dari refleksi pengalaman. Guru yang bersedia merefleksi pengalamannya akan terus tumbuh, sementara guru yang berhenti belajar akan kehilangan relevansinya di hadapan siswa.
Tantangan: Dari Administrasi ke Substansi
Salah satu tantangan besar pendidikan di Indonesia adalah beban administratif guru. Tidak sedikit guru mengaku lebih banyak waktunya habis untuk mengisi dokumen dibanding merancang pembelajaran yang bermakna.
Di sinilah pentingnya pelatihan seperti IHT. Guru diajak kembali ke substansi: bahwa inti tugas mereka bukanlah memenuhi format laporan, melainkan mendampingi siswa belajar. Asesmen yang sejati tidak lahir dari tumpukan kertas, tetapi dari interaksi nyata di kelas.
“Sering kali guru terjebak dalam birokrasi pendidikan, mereka kehilangan ruang refleksi profesional dan peran sosial sebagai agen perubahan.” Padahal, guru adalah agen perubahan yang berhubungan langsung dengan masa depan generasi bangsa.
Guru sebagai Pembelajar Sepanjang Hayat