Prinsip Asesmen: Berkeadilan, Edukatif, dan Objektif
Salah satu fokus utama IHT adalah pemahaman tentang asesmen. Selama ini, asesmen sering identik dengan ujian tulis, angka, dan ranking. Padahal, asesmen sejatinya adalah cara untuk memahami proses belajar siswa, bukan semata-mata memberi label berhasil atau gagal.
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen dipandang sebagai bagian integral dari pembelajaran. Ada tiga prinsip utama yang ditekankan:
-
Berkeadilan
Asesmen harus memperhatikan keberagaman siswa. Setiap anak memiliki latar belakang, gaya belajar, dan ritme perkembangan yang berbeda. Guru dituntut adil dalam memberi kesempatan kepada semua siswa, bukan hanya mereka yang pintar secara akademis. Edukatif
Asesmen tidak boleh berhenti pada angka. Ia harus memberi umpan balik yang membangun, mendorong siswa mengenali kekuatan dan kelemahannya, serta memberi arah untuk perbaikan. Dengan demikian, asesmen menjadi sarana belajar, bukan sekadar alat ukur.Objektif
Guru harus menilai berdasarkan bukti nyata capaian siswa. Objektivitas penting agar hasil asesmen tidak dipengaruhi oleh faktor subjektif seperti kedekatan personal atau stereotip.
Ketiga prinsip ini menegaskan bahwa asesmen sejati adalah asesmen yang berpihak pada siswa. Evaluasi bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk memperbaiki proses. Dengan kata lain, asesmen seharusnya mendidik, bukan menghakimi.
Praktik Guru: Belajar Melalui Pengalaman
Di ruang pelatihan, guru SMA Negeri 2 Bandar Lampung tidak hanya menerima teori, tetapi juga berlatih langsung. Mereka menyusun instrumen asesmen, berdiskusi dalam kelompok, dan mempresentasikan hasilnya. Dari situ, lahir kesadaran bahwa teori hanya akan hidup jika dipraktikkan.
Bu Ulin Nuha, salah satu guru peserta menyampaikan refleksinya: “Kami belajar bahwa asesmen tidak boleh lagi menjadi sekadar alat seleksi. Ia harus menjadi jembatan agar siswa berkembang. Itu artinya, kami pun harus belajar mendalam, bukan hanya menyalin format ujian lama.”
Pernyataan sederhana ini mencerminkan pergeseran paradigma. Guru tidak lagi melihat asesmen sebagai beban administratif, tetapi sebagai ruang belajar bersama.