Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Antara Status Gengsi dan Realita Dompet Digital

28 Agustus 2025   23:07 Diperbarui: 29 Agustus 2025   04:23 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dompet digital. (Sumber: Foto oleh RDNE Stock project: https://www.pexels.com) 

Celakanya, ketika saldo terkuras, banyak yang justru mencari "jalan pintas" dengan memanfaatkan fitur paylater. Di sinilah persoalan sosial muncul: jebakan utang digital.

Jika tidak hati-hati, dompet digital yang semula terlihat sebagai "simbol modern" justru bisa menjerat penggunanya dalam lingkaran konsumsi tak sehat.

Dimensi Sosial: Gengsi Mengalahkan Rasionalitas

Fenomena dompet digital bukan sekadar masalah finansial individu, tetapi juga dimensi sosial.

Pertama, ada tekanan sosial. Anak muda merasa perlu menunjukkan gaya hidup digital agar diakui kelompoknya.

Kedua, ada pergeseran nilai. Konsumsi bukan lagi tentang kebutuhan, melainkan pencitraan.

Ketiga, ada blind spot kebijakan. Negara begitu gencar mendorong transaksi digital, namun minim kampanye literasi finansial agar masyarakat tidak terjebak perilaku konsumtif.

Pertanyaan kritisnya: apakah kita sedang menuju masyarakat cashless yang sehat, atau justru masyarakat "debt-full" yang penuh dengan utang digital?

Cara Bijak Menggunakan Dompet Digital

Fenomena sosial ini tidak bisa dibendung begitu saja. Yang diperlukan adalah literasi dan kedewasaan finansial. Ada beberapa cara bijak yang bisa menjadi pegangan:

1. Pisahkan dompet digital untuk kebutuhan berbeda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun