Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Retak di Mata Netizen, Lumut di Mata Wali Kota: Drama Estetika JPO Siger Milenial

15 Agustus 2025   20:18 Diperbarui: 16 Agustus 2025   09:32 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JPO Siger Milenial yang sedang viral (Sumber: Foto oleh Irma)

Yang luar biasa justru reaksi publiknya. Di sini kita melihat kontradiksi khas zaman digital: kemampuan menyebarkan informasi semakin cepat, sementara kemampuan memeriksa kebenaran informasi sering tertinggal.

Bagi saya, ada dua hal penting yang harus kita renungkan bersama.

Pertama, pemerintah kota maupun kontraktor perlu paham bahwa dalam era real-time update, persepsi publik adalah bagian dari proyek. Bukan hanya desain, konstruksi, dan anggaran yang harus dikelola, tapi juga narasi di media sosial. Kalau tidak ada strategi komunikasi yang cepat, narasi liar akan mengisi kekosongan.

Kedua, kita sebagai warga juga punya tanggung jawab. Tidak semua kabar harus direspons instan. Ada kalanya, menunggu satu jam untuk mendapatkan klarifikasi resmi justru lebih bijak daripada menjadi "orang pertama" yang membagikan kabar belum tentu benar.

Lumut di JPO Siger Milenial hanyalah contoh kecil, tapi ia menunjukkan masalah yang lebih besar: krisis literasi informasi. Kalau kasus lumut saja bisa bikin heboh, coba bayangkan kalau yang dipermasalahkan adalah isu politik, agama, kesehatan, atau keamanan.

Saya pribadi percaya, kota yang maju bukan hanya soal infrastrukturnya yang megah, tapi juga warganya yang bijak menyaring kabar. Siger Milenial boleh jadi simbol kebanggaan Lampung, tapi kedewasaan digital warganya itulah yang akan menjadi mahkota sesungguhnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun