Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Anak Corat-Coret Dinding, Anak Nakal?

12 Juli 2025   16:08 Diperbarui: 12 Juli 2025   15:56 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinding rumah yang penuh coretan, tanda kreativitas anak. Sumber: Dok. Pribadi

Kreativitas buah hati ini jangan dibatasi atau dilarang, selagi hal ini tidak membahayakan dirinya. Jangan malu atau marah jika dinding rumah menjadi kotor penuh coretan atau ruangan yang berantakan karena mainan berserakan. Namun, hal ini bisa diantisipasi dengan bijak. Berikut tips penting bagi orang tua yang saat rumah penuh coretan:

  1. Alihkan tanpa mematikan kreativitas:
    Sediakan "tembok khusus" atau papan tulis besar yang boleh dicorat-coret sesuka hati. Ini memberi anak ruang eksplorasi tanpa merusak area lain.

  2. Sediakan alat ekspresi yang aman:
    Seperti krayon non-toxic, spidol yang bisa dicuci, atau cat air khusus anak. Semakin banyak pilihan, semakin besar kemungkinan anak menuangkan ide-ide hebat.

  3. Ajak anak bicara tentang karyanya:
    Tanyakan, "Itu gambar apa ya?" atau "Wah, kamu bikin cerita apa di sini?" Ini membantu anak belajar bercerita dan melatih berpikir logis.

  4. Fokus pada proses, bukan hasil:
    Tak semua coretan harus "bagus" atau bermakna. Tapi proses mencoret itu sendiri adalah proses neurologis penting yang memperkuat koneksi otak. Jadi biarkan saja anak mencoret sesuai imajinasinya.

  5. Dokumentasikan dan rayakan:
    Sesekali ambil foto dinding-dinding penuh coretan. Suatu saat nanti, itu akan jadi harta karun kenangan yang tak ternilai. Ketika anak sudah remaja atau dewasa, ini akan menjadi cerita hangat bersama keluarga.

Sebagai penutup, kadang mungkin kita lupa bahwa anak-anak tidak hanya tumbuh dari makanan bergizi dan pendidikan yang baik. Mereka juga tumbuh dari ruang yang membebaskan, perhatian yang hangat, dan izin untuk kotor dan untuk salah.

Rumah dengan dinding penuh coretan bukanlah rumah yang semrawut - melainkan laboratorium kreatif dan ruang ekspresi untuk tumbuh kembang anak. Coretan ini membawa manfaat besar: meningkatkan motorik, memperkuat ikatan emosional, dan membentuk anak yang percaya diri dan penuh kreativitas. 

Jadi jika suatu hari kamu merasa rumahmu terlalu penuh coretan...
Ingatlah bahwa itu bukan tanda rumah yang kotor. Tapi tanda rumah yang hidup.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun