Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak usia dini belajar melalui eksplorasi sensorik dan visual. Artinya, aktivitas seperti mencorat-coret dinding bukan sekadar 'nakal' atau 'usil', melainkan bentuk awal dari:
- Kemampuan motorik halus dan kasar,
- Ekspresi emosi,
- Pemahaman tentang ruang dan bentuk,
- dan bahkan kecerdasan visual-spasial, yang berkaitan erat dengan kreativitas dan pemecahan masalah.
Sementara itu, studi oleh Dr. Kathy Hirsh-Pasek (Temple University) menunjukkan bahwa lingkungan rumah yang suportif, tidak terlalu kaku, dan memberikan ruang bermain bebas sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif dan sosial anak di usia prasekolah.
Anak-anak yang diberi kesempatan untuk berekspresi tanpa terlalu banyak larangan cenderung tumbuh lebih percaya diri, lebih mudah beradaptasi, dan lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah.
Penelitian lain juga memberikan insight bahwa:
1. Scribbling (coret-coret) adalah fase penting perkembangan seni
Menurut Antara News, fase scribbling berlangsung pada usia 2-4 tahun, saat anak membuat goresan berulang yang belum bermakna Psikolog Reti Oktania menyarankan: "Ajak anak menamai dan memaknai gambarnya... Motivasi anak untuk terus berkarya dan perluas wawasannya".
2. Stimulasi visual = kebutuhan perkembangan anak
Eko Nugroho Art Class menyebut rutinitas mencoret dinding sebagai sinyal kebutuhan stimulasi visual anak usia 2-6 tahun karena tembok dianggap 'kanvas besar' yang menarik.
3. Manfaat coretan: motorik, emosi, dan ekspresi diri
Menurut KlikDokter, mencoret dinding meningkatkan kemampuan motorik halus, koordinasi mata-tangan, dan kemampuan ekspresif anak.
4. Program "Mewarnai" dan ikatan bunda-anak
Penelitian Universitas Negeri Malang (Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, 2024) menemukan bahwa kelas mewarnai bersama orang tua dan anak:
- Meningkatkan kelekatan emosional (secure attachment),
- Membangun rasa percaya diri anak dalam berekspresi,
- Memperkuat komunikasi keluarga.Â