Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Bukan Melarang, Tapi Menyadarkan: Solusi Krisis Literasi

4 Juli 2025   16:17 Diperbarui: 4 Juli 2025   16:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dibuat dengan AI

Anak tetap boleh memegang HP- tapi isinya cerita, bukan sekadar konten pendek tanpa makna. Di era ini, yang penting bukan menjauhkan anak dari teknologi, tapi mengarahkan mereka menggunakannya untuk tumbuh. Kita alihkan dari “scrolling” ke “storytelling”.

2. Menyediakan Waktu Tanpa Layar, Demi Ruang Bercerita

Ada waktu-waktu yang seharusnya sakral: sebelum tidur, saat makan malam, atau pagi sebelum sekolah. Kita bisa menciptakan zona bebas gawai- sejenak untuk kembali jadi manusia yang membaca, bukan sekadar pengguna layar. Di sekolah pun bisa dimulai kebiasaan kecil: 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai. 

Seolah berkata, “Sebelum kita belajar hal-hal baru, mari kita temui dunia lewat halaman pertama.” Kita bisa mengisi waktu tersebut dengan sesi membaca bersama, entah itu membaca nyaring, membaca bergantian, atau sekadar membaca dalam diam dengan kehadiran orang dewasa.

3. Membaca Tak Harus Diam, Bisa Jadi Konten dan Cerita 

Siapa bilang membaca harus selalu duduk diam? Justru membaca bisa dijadikan petualangan kreatif yang relevan dengan dunia digital anak. Ajak anak membuat video ulasan buku, menggambar adegan dari cerita favorit, atau memainkan drama kecil dari dongeng yang mereka baca. Ini bisa jadi tugas proyek sekolah atau kegiatan akhir pekan keluarga yang menyenangkan. 

Di sinilah dunia buku bertemu dunia digital. Dan anak-anak pun menyadari: “ternyata membaca bisa jadi keren juga.” Membaca menjadi bagian dari konten yang bisa mereka ciptakan dan bagikan.

4. Anak Tidak Butuh Ceramah, Tapi Butuh Contoh

Anak-anak tidak membaca karena disuruh. Mereka membaca karena mereka melihat dan terbiasa. Melihat ayahnya membuka buku di ruang tamu, melihat ibunya tertawa pelan sambil membaca cerita, atau melihat gurunya duduk tenang membaca di sela waktu. 

Membaca bukan sekadar aktivitas yang diperintahkan, tapi kebiasaan yang ditiru. Kita bisa membangun kebiasaan membaca sejak dini dengan teladan, bukan ceramah.

5. Literasi Bukan Cuma Tugas Sekolah, Tapi Budaya Keluarga dan Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun