Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Basreng: Renyahnya Camilan, Dalamnya Makna

19 Juni 2025   09:13 Diperbarui: 19 Juni 2025   09:13 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Basreng itu Gurih dalam kekacauan: Saat kamu buka bungkus basreng, isinya tidak beraturan. Tapi justru dari kekacauan itulah muncul kombinasi rasa yang asik.
Filosofinya, kadang hidup tak perlu terlalu rapi untuk bisa dinikmati. Harus disadari bahwa hidup tidak semulus jalan tol. Sama seperti saat bertugas  memverifikasi berkas SPMB. Ada suka - dukanya. 

  • Basreng itu inklusif: ia tidak memilih siapa yang menyukainya. Semua kalangan bisa menikmatinya- dari pelajar, ojol, artis TikTok, selebgram, guru, hingga dosen sekalipun.
    Filosofinya adalah Basreng mengajarkan kita bahwa kelezatan tak mengenal kasta, melampaui batas imajinasi, dan dinding pemisah. Begitu juga kehidupan selalu ada ruang antara disukai dan tidak disukai. Abaikan saja, dan tetap lah baik pada semua orang. 

  • “Basreng itu kayak hidup, kadang bikin pedas, kadang bikin senyum. Tapi tetap dicari orang.”
    - Sela, Operator 4 SPMB

    Keseruan yang Tak Pernah Mati

    Kini basreng hadir dalam kemasan estetik, dijual di marketplace, bahkan di-export. Anak muda menjadikannya ladang cuan, para ibu menjadikannya pengganjal lapar, dan remaja menjadikannya simbol gaya hidup snackable.

    Beberapa komunitas bahkan mengadakan "Tantangan Basreng Super Pedas" di TikTok, menguji seberapa kuat lidah menahan level pedas.

    Akhir Kata: Saatnya Menemukan “Renyahmu” Sendiri

    Basreng memang hanya camilan. Tapi dari camilan itu kita bisa belajar hal penting: tidak perlu mahal untuk menyenangkan hati; tidak harus sempurna untuk disukai banyak orang tapi tetap jadilah dirimu sendiri yang rendah hati.

    Kalau hidup sedang hambar, mungkin yang kamu butuhkan bukan motivasi. Tapi... sekantong basreng

    Kalau kamu lagi lembur dan hidup terasa getir, mungkin yang kamu butuhkan bukan curhatan panjang lebar dari teman yang toxic- tapi sekantong basreng yang renyah dan pedasnya jujur. Setuju nggak??

    Referensi:

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
    Lihat Entrepreneur Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun