Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Basreng: Renyahnya Camilan, Dalamnya Makna

19 Juni 2025   09:13 Diperbarui: 19 Juni 2025   09:13 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data Menunjukkan: Basreng Bukan Cuma Tren

Berdasarkan data pencarian di Google Trends Indonesia, ternyata popularitas kata “basreng” meningkat pesat sejak 2020, seiring maraknya UMKM makanan ringan di masa pandemi. Bahkan, menurut survei kecil yang dilakukan oleh Litbang Kuliner Nusantara:

  • 76% responden milenial menyebut basreng sebagai camilan favorit saat bekerja dan belajar

  • 58% menyukai basreng karena harga terjangkau dan sensasi pedasnya

  • 41% menganggap basreng cocok dijual kembali karena margin untungnya tinggi

Dari data ini kita melihat bahwa basreng bukan hanya disukai, tapi juga dilihat sebagai peluang usaha yang menjanjikan. Peluang entrepreneur yang perlu disambut baik. Data lain menunjukkan bahwa: 

Data dari e‑commerce menunjukkan bahwa penjualan basreng meningkat hingga dua kali lipat sejak 2022, terutama di platform seperti Shopee, Tokopedia, dan Instagram.

Fakta lain yang mengejutkan bahwa di awal 2025, UMKM basreng di Jawa Barat berhasil menembus pasar ekspor ke Malaysia. Salah satu pelaku usaha lokal, Ratna, mengaku telah mengekspor sekitar 80 bungkus basreng melalui program pendampingan pemerintah. Basreng sudah mulai mendunia. Keren kan.. 

Filosofi Tak Terduga: Hidup adalah Basreng

Nah ini yang menarik, secara filosofis basreng memiliki nilai-nilai kehidupan yang menarik untuk diulik. Mari kita lihat basreng dari sisi yang lebih filosofis ini. 

  • Basreng- Dari bakso jadi basreng: proses menjadi basreng bukan tanpa penderitaan. Prosesnya juga cukup rumit. Bakso harus diiris, dijemur, digoreng dalam panas minyak, lalu dibumbui pedas. Dan dari situlah muncul kelezatan.
    Filosofinya, sama seperti kehidupan yang demikian. Banyak tantangan dalam kehidupan yang harus dihadapi. Namun, tantangan ini membentuk kelezatan karakter yang pada akhirnya memunculkan ending yang indah.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
    Lihat Entrepreneur Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun