Dalam kondisi ini, pekerjaan bukan lagi sesuatu yang memberi kepuasan, melainkan sekadar rutinitas yang harus dijalani demi gaji di akhir bulan.
Di sinilah pentingnya kepemimpinan yang mampu memberikan visi dan apresiasi yang jelas bagi pekerjanya.Â
Pemimpin yang baik bukan hanya mereka yang menuntut hasil, tetapi juga yang mampu menghubungkan pekerjaan dengan tujuan yang lebih besar.
Dalam beberapa kasus, solusi burnout bukan hanya soal istirahat atau pengurangan beban kerja, tetapi juga soal mencari kembali alasan mengapa seseorang bekerja.Â
Apakah masih ada rasa antusiasme dalam pekerjaan?Â
Apakah ada peluang untuk berkembang?Â
Atau justru, sudah saatnya mencari lingkungan baru yang lebih sehat?
Saatnya Berhenti Menormalisasi Burnout
Selama ini, banyak pekerja menganggap burnout sebagai hal yang wajar, bahkan sebagai "harga" yang harus dibayar untuk sukses.Â
Namun, dengan semakin banyaknya penelitian yang menunjukkan dampak buruk burnout terhadap individu dan organisasi, sudah saatnya pola pikir ini diubah.
Perusahaan harus menyadari bahwa pekerja yang sehat, baik secara fisik maupun mental, adalah aset jangka panjang.Â
Sementara itu, individu juga perlu berani menetapkan batasan dan mencari cara untuk menjaga keseimbangan dalam hidup.