Mohon tunggu...
Tulus Muliawan
Tulus Muliawan Mohon Tunggu... Juru ketik yang hobi motret dan bikin video -

https://instagram.com/travelusmuliawan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nikmatnya Seteguk Kopi di Sawarna

8 Januari 2016   13:13 Diperbarui: 26 Januari 2016   08:59 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pemandangan Pantai Tanjung Layar yang difoto dari Bukit Senyum. Obyek wisata ini terletak di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Selasa (5/1/2016). FOTO: TULUS MULIAWAN"][/caption]“Berbagi waktu dengan alam, kau akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya,” begitu bunyi lirik lagu GIE yang diciptakan musisi Eross Chandra sebagai soundtrack film GIE (2005).

Prinsip itulah yang saya pegang saat memutuskan berlibur bersama dua sahabat ke Desa Sawarna, desa wisata yang terletak di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten, tepat di bibir Samudra Hindia.

Selasa (5/1/2016) malam itu cuaca Sawarna sangat cerah. Bintang-bintang bersinar terang, suara gemuruh ombak Pantai Pasir Putih juga terdengar jelas di beriringan dengan nyanyian jangkrik.

Saya meneguk secangkir kopi hangat bersama dua sahabat di penginapan. Entah kenapa, nikmatnya tegukan kopi itu membawa pikiran saya melayang kembali ke awal perjalanan kami.

[caption caption="Meski sudah ramai dikunjungi pelancong, akses menuju titik-titik wisata di Sawarna masih sangat kurang. Jalanan yang licin dan berbatu kerap menyulitkan para pelancong. FOTO: TULUS MULIAWAN"]

[/caption]

Untuk merasakan sensasi liburan yang sesungguhnya, kami memutuskan untuk pergi menggunakan kendaraan umum dengan rute Bekasi - Bogor - Sukabumi - Pelabuhan Ratu - Sawarna.

Perjalanan menuju ke Sawarna sangat berkesan. Kami berjumpa banyak orang dengan berbagai karakter dan latar belakang. Kami juga melewati medan ekstrem yang penuh tantangan.

Meski perjalanannya cukup berat, jalur yang berkelok dan menanjak itu justru membuka mata kami akan keindahan pemandangan Teluk Pelabuhan Ratu nan eksotis dari ketinggian.

Setelah tiba di Sawarna, kami mengunjungi empat obyek wisata favorit, yaitu Pantai Karang Bereum, Legon Pari, Karang Taraje, dan yang paling fenomenal, yaitu Tanjung Layar.

Karang Bereum punya karang-karang besar bernuansa hujau karena ditumbuhi lumut. Tak jauh dari Karang Bereum ada Legon Pari, pantai berarus kecil dan sangat cocok untuk berenang.

Di sisi paling timur Sawarna ada Karang Taraje. Pantai itu dipenuhi karang yang besar dan memanjang. Saat pasang, air akan menyebrangi karang dan menimbulkan efek seperti air terjun.

Sebelum melanjutkan perjalanan ke Tanjung Layar, kami diajak melintasi Bukit Senyum. Dari tempat rahasia itu, kami bisa menikmati kecantikan Samudra Hindia dari ketinggian.

Tibalah kami di Tanjung Layar, pantai dengan dua tebing besar menyerupai layar yang menjadi ikon wisata Sawarna. Ciptaan Tuhan ini sangat menakjubkan, kami tak henti mengucap syukur.

[caption caption="Perahu nelayan di Sawarna berbaris rapi sebelum digunakan melaut pada sore hari. Melaut menjadi salah satu poekerjaan utama penduduk Sawarna. Foto diambil pada Selasa (5/1/2016) di Pantai Pasir Putih. FOTO: TULUS MULIAWAN"]

[/caption]

Hikmah

Liburan kami semakin lengkap karena kami tidak hanya melihat kekayaan alam Indonesia di Sawarna, tetapi juga belajar mengenai kearifan lokal dari penduduk setempat.

Orang Sawarna sangat ramah, mereka menyapa para pelancong dengan senyum hangat. Di samping itu, mereka tetap memegang teguh budaya leluhur dengan menjaga kelestarian alam.

“Orang-orang di sini senang karena kalau tamu-tamu datang pemasukan kami jadi bertambah,” kata Ade (32), tukang ojek yang menyambi sebagai penjaga penginapan dan pemandu wisata.

“Kami maunya pemerintah serius menggarap wisata ini, mulai dari merapikan jalanan sampai menambah akses angkutan masuk supaya tamu-tamu terus bertambah,” ujar Ade melanjutkan.

Selama ini, akses menuju pantai hanya bisa dilalui dengan motor. Mobil diparkir jauh dari pantai karena tidak ada jalan langsung yang memungkinkan untuk dilalui kendaraan roda empat.

ELF yang langsung menuju Sawarna juga hanya ada satu dari Pelabuhan Ratu. Sisanya, pelancong bisa menggunakan ELF menuju Bayah, lalu turun di pertigaan Sawarna, dan menyambung ojek.

[caption caption="Dasar laut Pantai Karang Bereum terlihat jelas dari permukaan, Selasa (5/1/2016). Berbagai macam satwa dan tumbuhan laut hidup di kawasan ini. FOTO: TULUS MULIAWAN"]

[/caption]

Setelah pikiran melayang kesana-kemari, saya tersadar dan melanjutkan perbincangan dengan dua sahabat. Sambil meneguk kopi hangat, saya mulai memahami arti sebuah pertemanan dan perjalanan.

Seteguk kopi itu terasa tidak biasa, seteguk kopi itu menghadirkan banyak inspirasi. Saya merasa mendapat banyak ilmu, pengalaman, dan yang terpenting saya semakin yakin akan kebesaran Tuhan.

Bagi saya, traveling bukan sekadar jalan-jalan, berfoto ria, dan pamer di media sosial. Traveling adalah perjalanan untuk belajar, mengenal diri sendiri, dan mendekatkan diri dengan sang pencipta…

[caption caption="Foto bersama Verdi (celana merah) dan Nugy (celana hitam) di atas Karang Taraje pada Selasa (5/1/2016). FOTO: TULUS MULIAWAN"]

[/caption]

Baca Juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun