Mohon tunggu...
Rico Nainggolan
Rico Nainggolan Mohon Tunggu... Wiraswasta - quote

hiduplah layaknya bagaimana manusia hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja yang Tak Tergapai

10 Agustus 2023   21:19 Diperbarui: 10 Agustus 2023   21:44 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merasa kelelahan saaat bernang, Linggom memutuskan untuk istirahat sejenak. Sambil melihat-lihat hp nya, Eka dan temannya Marta pun datang dan sudah siap dengan pakain renangnya. Sambil meletakkan barang Eka menyampaiakan bahwa alasan mereka sedikit telat datang adalah tiba-tiba saja saudaranya datang dan ada hal yang harus mereka kerjakan.

"maaf anak muda, tadi pas mau berangkat datang anaknya mak tua" kata Eka.

Ohk ia, mak tua itu panggilan untuk saudara perempuan ibu kita yang lebih tua dari ibu kita.

"ok nona, selow. Aman itu. Lompat lah langsung, apa lagi. Hehehe" sahut Linggom.

Sembari masih mempersiapkan barang-barangya, Linggom masih memainkan hp nya untuk menutupi rasa groginya, karena dia memang sangat grogi jika bertemu dengan Eka. Maklumlah dia memang selalu begitu jika bertemu dengan seseorang yang dia anggap istimewa. Sesudah itu, mereka pun berenang bersama dan menikmati keseruan hingga hampir petang kala itu. Merasa sudah lelah, mereka pun istirahat sembari menikmati masakan yang dibawa oleh Eka. Awalnya Linggom malu-malu tapi keadan lapar setelah berenang, memaksanya untuk menikmati masakan tersebut. Dan sejujurnya masakan itu hambar. Tapi untuk menyenangkan Eka, dia harus berbohong untuk mengatakan makanan itu enak

"maaf anak muda, aku kurang pintar untuk memasak, jadi kalau rasanya kurang enak dimaklumi saja" kata Eka


"uda paten ini nona, enak kok" sahut Linggom. Walaupun sebenarnya dia berbohong.

Benar atau tidak, Marta mengatakan jika alasan mereka telat adalah bukan karena kedatangan saudara mereka, melainkan menunggu-nunggu Eka menyelesaikan masakannya.

"sebenarnyakan pariban, kami lama gara-gara Eka, soalnya dia rempong kali tadi. Katanya harus membuatkan masakan yang rasanya istimewa buatmu" kata Marta terbahak-bahak

"hahahah, enak kok. Jadi segan aku nge-repotin" jawab Linggom

Dan mereka pun menikmati makanan tersebut sebelum akhirnya pulang. Namun, karena baru beberapa kali bertemu, Linggom menawarkan untuk minum kopi bersama dulu. Kebetulan ada warung kopi dan sekaligus sebagai perpustakaan dekat mereka berenang. Namanya Literacy Coffe.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun