Di senja yang tak bisa kueja
saat cakrawala menepi pada paruh waktu
masih tertegun pada gundukan alpaÂ
pada dosa-dosa laluÂ
Senja yang makin temaram,
mengajakku berdialog pada sisi lain
pada hati yang kian rapuh
pada fisik yang makin layu
Senja itu,
memantik bianglala penuh warna bagi hidupku
mengeja makna hidup dan kehidupan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!