Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Quod Scripsi, Scripsi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Balik Rejekimu yang Sedikit, Ada Hak Para Pejabat

22 Agustus 2025   22:31 Diperbarui: 22 Agustus 2025   22:31 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Di balik rejeki rakyat yang sedikit atau kecil, ada hak para pejabat (Sumber gambar: Olahan Pribadi/AI)

Pernahkah kamu merasa hidupmu seperti drama komedi?

Gaji yang baru mampir di rekening langsung kabur ke cicilan, listrik, dan kebutuhan pokok. 

Sementara itu, di televisi, ada pejabat yang bilang, "Ekonomi kita baik-baik saja." Mungkin maksudnya: ekonomi mereka baik-baik saja.

Karena, sadar atau tidak, setiap kali kamu kerja banting tulang, keringatmu itu bukan cuma untuk anak-istrimu, tapi juga untuk memastikan pejabat bisa ganti mobil dinas tiap lima tahun.

Jadi, kalau rejekimu terasa sedikit, jangan heran. Itu bukan karena kamu malas. Itu karena rejekimu memang punya "hak pakai" untuk pejabat.

Pajak: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Mereka
Makan bakso, bayar pajak. Beli kopi, bayar pajak. Beli pulsa, bayar pajak. Bahkan saat kamu minum air kemasan, itu pun ada pajaknya. Lalu, ke mana larinya uang itu?

Jawabannya gampang: sebagian untuk memperbaiki jalan, sebagian untuk subsidi, dan sebagian besar untuk... ya, kamu tahu sendiri. Supaya pejabat tidak repot antre bensin, mereka diberi mobil dinas dengan BBM gratis. Supaya tidak pusing mikirin tempat tinggal, mereka diberi tunjangan rumah dalam jumlah fantastis per bulan. Dan supaya tidak stres kerja, mereka rapat di hotel berbintang. Kamu? Ya, kamu rapat sama dompet sendiri.

Rakyat Susah, Pejabat Senang
Kalau rakyat mengeluh harga beras naik, pejabat beralasan: "Itu masalah distribusi." 

Kalau rakyat teriak harga BBM mahal, pejabat jawab: "Itu demi pembangunan." 

Dan kalau rakyat sudah tidak tahan lagi? Pejabat bilang: "Sabar."

Tapi anehnya, ketika mereka yang susah, mereka tidak pernah sabar. Ada masalah kecil, langsung pakai fasilitas negara untuk menyelesaikan. Filosofinya sederhana: rakyat yang bayar, pejabat yang belanja.

Filosofi "Rejeki Tidak Akan Tertukar"
Betul sekali. Rejekimu tidak akan tertukar, tapi bisa dipotong. Dan potongannya bukan oleh malaikat, tapi oleh kebijakan. 

Rejeki pejabat juga tidak akan tertukar, karena sudah dijamin undang-undang, peraturan, bahkan "inisiatif kreatif" mereka sendiri.

Kamu kerja keras, dapat THR setahun sekali. Mereka duduk manis, dapat tunjangan setiap bulan. Kamu nunggu gajian sambil doa. Mereka nunggu rapat sambil senyum.

Siapa yang Salah?
Kita bisa marah pada pejabat, tapi jangan lupa bahwa mereka bisa duduk di kursi empuk itu karena suara kita.

Kita ini sering pura-pura bodoh, asal dikasih kaos, sembako, atau janji-janji manis, langsung percaya.

Akhirnya, setelah mereka terpilih, giliran kita yang meratap. Ironisnya, kita tahu ini lingkaran setan, tapi tetap kita ulang tiap pemilu.

Selamat Menyumbang
Jadi, kalau dompetmu tipis, jangan bersedih. Anggap saja kamu sedang berdonasi untuk kesejahteraan pejabat. 

Kalau uangmu cepat habis, jangan kaget. Itu bukan semata-mata rejekimu sedikit, tapi karena ada "hak pejabat" di dalamnya.

Dan kalau kamu masih bisa ketawa membaca tulisan ini, selamat. Artinya kamu sudah terbiasa menertawakan penderitaan sendiri, di mana sudah jadi kebiasaan rakyat paling langgeng di negeri ini.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun