Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Quod Scripsi, Scripsi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seandainya Para Pejabat Negeri Ini Berjiwa Samurai

16 Agustus 2025   00:13 Diperbarui: 27 Agustus 2025   04:05 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Samurai (Sumber: Freepik via Sukabumi Update)

Saya ingin mengajak Anda membayangkan sebuah negeri di mana para pejabatnya hidup seperti ksatria Jepang kuno, yaitu Samurai.

Bukan dalam arti memegang pedang atau memakai baju zirah, tetapi hidup dengan jiwa Samurai, yang kehormatannya lebih berharga daripada nyawanya sendiri.

Di Jepang feodal, Samurai bukan sekadar prajurit. Mereka adalah pelindung, pelayan, dan penjaga keadilan. Mereka tahu, jabatan dan kekuasaan hanya titipan. Mereka siap kehilangan segalanya, asal nama baik tetap utuh.

Dan di titik ini, saya mulai bertanya-tanya: bagaimana jadinya kalau para pejabat negeri ini benar-benar berjiwa Samurai?

Samurai: Mengabdi, Bukan Menghisap
Samurai tidak pernah memandang rakyat sebagai ladang untuk dipanen. Mereka memandang rakyat sebagai kehormatan untuk dijaga. Mereka bekerja untuk tuannya, tapi tahu bahwa tuan sejati mereka adalah rakyat yang mereka lindungi.

Kalau pejabat kita berpikir seperti ini, mereka tidak akan sibuk membangun dinasti politik. Mereka akan sibuk membangun sekolah, rumah sakit, dan lapangan kerja. Mereka tidak akan berpikir bagaimana menambah masa jabatan, tapi bagaimana menambah kemakmuran rakyat.

Bushido: Kode yang Mengikat
Samurai hidup dengan Bushido, "Jalan Ksatria". Bukan sekadar aturan, tapi napas hidup mereka, antara lain:

Integritas (Gi), keberanian (Yu), welas asih (Jin), kesopanan (Rei), kejujuran (Makoto), kehormatan (Meiyo), dan kesetiaan (Chugi).

Bushido mengajarkan bahwa satu kebohongan bisa menghancurkan seluruh harga diri.

Tapi di sini, saya sering melihat kebohongan malah dipoles rapi dan dibungkus senyum untuk disajikan di televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun