Tapi anehnya, ketika mereka yang susah, mereka tidak pernah sabar. Ada masalah kecil, langsung pakai fasilitas negara untuk menyelesaikan. Filosofinya sederhana: rakyat yang bayar, pejabat yang belanja.
Filosofi "Rejeki Tidak Akan Tertukar"
Betul sekali. Rejekimu tidak akan tertukar, tapi bisa dipotong. Dan potongannya bukan oleh malaikat, tapi oleh kebijakan.Â
Rejeki pejabat juga tidak akan tertukar, karena sudah dijamin undang-undang, peraturan, bahkan "inisiatif kreatif" mereka sendiri.
Kamu kerja keras, dapat THR setahun sekali. Mereka duduk manis, dapat tunjangan setiap bulan. Kamu nunggu gajian sambil doa. Mereka nunggu rapat sambil senyum.
Siapa yang Salah?
Kita bisa marah pada pejabat, tapi jangan lupa bahwa mereka bisa duduk di kursi empuk itu karena suara kita.
Kita ini sering pura-pura bodoh, asal dikasih kaos, sembako, atau janji-janji manis, langsung percaya.
Akhirnya, setelah mereka terpilih, giliran kita yang meratap. Ironisnya, kita tahu ini lingkaran setan, tapi tetap kita ulang tiap pemilu.
Selamat Menyumbang
Jadi, kalau dompetmu tipis, jangan bersedih. Anggap saja kamu sedang berdonasi untuk kesejahteraan pejabat.Â
Kalau uangmu cepat habis, jangan kaget. Itu bukan semata-mata rejekimu sedikit, tapi karena ada "hak pejabat" di dalamnya.
Dan kalau kamu masih bisa ketawa membaca tulisan ini, selamat. Artinya kamu sudah terbiasa menertawakan penderitaan sendiri, di mana sudah jadi kebiasaan rakyat paling langgeng di negeri ini.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI