Kemandirian adalah jaminan bahwa kita, sebagai rakyat, tidak akan terombang-ambing oleh kepentingan asing. Kedaulatan tanpa kemandirian hanyalah ilusi.
Refleksi Tata Kelola: Negara sebagai "Perusahaan"
Dalam perenungan ini, saya melihat sebuah analogi yang relevan dan mendalam: sebuah negara idealnya dikelola layaknya sebuah perusahaan yang profesional dan sukses. Bukan untuk mencari keuntungan, melainkan untuk mencapai visi kemerdekaan sejati secara efektif dan terukur.
Jika kita menganggap negara sebagai perusahaan, maka kedaulatan dan kemandirian adalah visi utamanya yang harus dicapai.
Untuk mewujudkan visi itu, kita memerlukan sebuah sistem tata kelola yang kokoh:
1. Visi dan Misi yang Terukur. Kemerdekaan sejati tidak boleh hanya menjadi cita-cita luhur yang abstrak. Ia harus dijabarkan menjadi target-target yang konkret.
Misalnya, target swasembada pangan dalam lima tahun, target penurunan rasio utang luar negeri, atau target peningkatan daya saing sumber daya manusia.
Tanpa peta jalan yang jelas, kita hanya akan berjalan tanpa arah.
2. KPI (Key Performance Indicators) dan BSC (Balanced Scorecard). Agar kemajuan bisa diukur, kita memerlukan indikator kinerja yang tepat.
KPI bisa mengukur seberapa efisien anggaran pemerintah diserap, seberapa cepat layanan publik diselesaikan, atau seberapa tinggi indeks kebebasan pers.Â
Dengan BSC, kita bisa melihat kinerja dari berbagai perspektif secara seimbang, mulai dari kemandirian ekonomi, kesejahteraan rakyat, efisiensi birokrasi, hingga investasi pada pendidikan dan inovasi.