Di tengah peralihan besar-besaran dari dompet ke layar, dari genggaman ke sistem, kita dihadapkan pada satu pertanyaan mendasar:
di mana seharusnya kita menyimpan uang kita agar tetap aman?
Apakah lebih aman menyimpan uang dalam bentuk fisik, digital di bank, atau dalam bentuk kripto yang berbasis teknologi blockchain?
Mari kita bedah satu per satu.
Uang Fisik: Nyata dan Dapat Disentuh, tapi Rentan
Bagi banyak orang, uang baru terasa "punya" ketika bisa digenggam. Ada kepuasan tersendiri melihat lembaran rupiah menumpuk atau koin mengkilat dalam kotak besi. Tak heran, generasi tua cenderung lebih percaya pada uang tunai.
Keuntungan:
- Bisa disimpan di mana saja, tanpa perlu listrik, sinyal, atau aplikasi.
- Cocok untuk situasi darurat, seperti bencana alam atau gangguan sistem.
Risiko:
- Mudah hilang, terbakar, basah, atau dicuri.
- Tidak ada perlindungan hukum atau pemulihan jika raib.
- Tidak efisien untuk transaksi besar atau jarak jauh.
Uang Digital di Bank atau E-Wallet: Praktis tapi Bergantung Sistem
Sebagian besar kita saat ini hidup dalam ekosistem uang digital: gaji masuk ke rekening, bayar kopi pakai QRIS, dan belanja dari rumah via e-commerce. Semuanya hanya angka di layar, tapi angka itu nyata dalam hukum ekonomi.