Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Bicara Ketimpangan, Gabion dan Aibon Mestinya Tidak Masuk Anggaran

11 November 2019   07:32 Diperbarui: 11 November 2019   07:56 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan | Gambar: tribunnews.com

Dalam dua minggu terakhir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah tiga kali bicara mengenai ketimpangan, salah satunya masalah kesejahteraan sosial. Ketiga-tiganya juga disampaikan di tiga momen berbeda, yakni pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober 2019), di acara Kongres Partai NasDem (8 November 2019), dan terakhir saat Peringatan Hari Pahlawan (10 November 2019).

Pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Anies mengkritik status Indonesia yang masuk dalam kelompok G-20 (negara dengan ekonomi terkuat), namun menurutnya hal itu berbanding terbalik dengan kondisi yang tengah dialami bangsa, di mana masih ditemukan ketimpangan yang luar biasa.

"Coba perhatikan, Indonesia masuk G-20 kan berarti kita masuk top 20, India top 20, begitu sampai di dalam negerinya ada ketimpangan luar biasa. Artinya apa? Pembangunan beberapa wilayah sudah begitu pesat sehingga dia bisa setara dengan wilayah lain, tapi sebagian tempat lainnya belum," ucap Anies.

Lalu di acara Kongres Partai NasDem mengungkap hal serupa. Di hadapan jajaran pimpinan dan kader Partai NasDem, Anies mengatakan ketimpangan merupakan persoalan di seluruh wilayah Indonesia, yang jauh dari harapan dan cita-cita para pendiri bangsa.

"Salah satu masalah yang kami rasakan, dan ini adalah masalah yang dialami di seluruh Indonesia, ada ketimpangan yang luar biasa, sementara pada saat republik didirikan di kota ini, janji republik itu adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan tujuannya tercapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar Anies.

Sementara yang terakhir, yakni pada Peringatan Hari Pahlawan, Anies lagi-lagi menegaskan hal yang sama, tapi spesifik soal Jakarta. Dia berpesan kepada jajarannya supaya menyelesaikan segala permasalahan dan terus bekerja demi memperbaiki nasib warga.

"Di depan kita ada tantangan di Jakarta, ada masalah ketimpangan, ada masalah kesejahteraan, ada masalah begitu banyak. Selesaikan masalah itu, biarkan kelak anak Bapak Ibu sekalian menyebut Bapak Ibu sebagai pahlawan masalah-masalah yang ada di Jakarta," kata Anies.

Bicara soal ketimpangan sebanyak tiga kali dalam waktu berdekatan, sepertinya Anies cukup serius dan sangat prihatin. Bahkan sampai menegaskan bahwa bukan cuma terjadi di Jakarta, tetapi juga di seluruh Indonesia.

Setiap orang bisa mengatakan hal yang sama seperti yang disampaikan Anies, ketimpangan. Sah-sah saja dan tidak ada yang melarang. Apalagi kalau lagi musim kampanye, seseorang yang sedang mencalonkan diri pada posisi jabatan tertentu rasanya paling paham soal penderitaan warga.

Namun mudah-mudahan Anies bukan lagi berkampanye, karena memang sedang menjabat sebagai gubernur, nanti fokusnya bisa hilang. Semoga tidak ada hubungannya dengan persiapan menghadapi Pilpres 2024, masih cukup lama.

Kemudian, semoga pula Anies tidak sedang mengkritik pemimpin lainnya, entah yang di level nasional atau pun daerah. Jika sampai begitu, maka Anies terlalu jauh melompat. Berstatus sebagai pemimpin Jakarta ya harus bicara tentang kondisi Jakarta, itu lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun