Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Padang Pariaman Bicara

Surau dan pendidikan: nilai luhur Syekh Burhanuddin

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Membangkitkan Kembali Kisah Lubuak Urek

28 Desember 2023   11:43 Diperbarui: 28 Desember 2023   11:44 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisata Alam dan Pemandian Lubuak Urek namanya. Sumber airnya dari mata air, alamnya yang sejuk, tapi kini destinasi wisata itu bagaikan hidup segan mati tak mau.

Senin 25 Desember 2023, saya diajak Tomy Chandra ke sana. Saya pun menyatakan kesiapan untuk ke sana, karena selama ini hanya mendengar cerita dari banyak orang tentang wisata ini.

Terletak di Sicincin, tak jauh dari Pauh Kambar, tempat Tomy Chandra tinggal. Saya terkejut, ketika pertama tiba di lokasi itu, semua fasilitas bagaikan barang tak terurus.

Tapi, Herman, sang pemilik wisata itu tengah bekerja bersama sejumlah tukang bangunan. Dia sedang mengerjakan bangunan kecil, pas di gerbang Lubuak Urek itu benar.

Menurut sepengetahuan Tomy Chandra, Lubuak Urek ini trend sejak empat tahun belakangan.

Hampir tiap hari ada saja orang mandi di kolam renang yang tersedia, dan menggelar sejumlah permainan di air serta di alam.

Tersedia live musik dan tempat nongkrong sambil diskusi alias ota lapau istilah Piaman-nya.

Sering mampir tokoh masyarakat dan tokoh politik, melahirkan konten rancak dalam mengedukasi masyarakat.

Dulu, tapi belum dulu benar, baru kemarin terasanya, Lubuak Urek sumber inspirasi. Lubuak Urek punya sejarah penting, yang hingga kini Lubuak Urek itu sendiri masih ada.

Ya, kawasan terdalam di Sungai Batang Ulakan yang mengalir deras di bagian bawah kawasan ini.

Di atas lubuk itu berdiri sebuah pohon kayu besar, yang uratnya banyak bersileweran di atas permukaan air sungai.

Tentu lubuk itu juga sebagai tempat pemandian oleh masyarakat dulunya. Maklum, orang dulu banyak menjadikan sungai sebagai sumber kehidupan.

Di sungai masyarakat mandi, mencuci, hingga membuang hajat. Dan di pinggir sungai sering dibuat sumur. Sumur alami yang airnya dibawa pulang untuk memasak sehabis mandi di sungai.

Tapi, sekarang sudah jarang orang mandi sungai. Semua rumah penduduk tersedia sumur dan air bersih dari PDAM tentunya.

Sepertinya Lubuak Urek punya kisah tersendiri. Kisah panjang, dan bisa jadi sejarah penting dalam Nagari Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman.

Dibuatnya kawasan wisata ini, paling tidak pemiliknya ingin membangkitkan yang terendam, menggali sejarah peradaban zaman dulu, zaman dimana manusia belum sebanyak sekarang.

Sebagian tempat yang punah akibat hempasan Sungai Batang Ulakan akan diperbaiki dan dibuat kokoh tentunya.

Di momen libur itu, kami berhabis hari di situ. Penat mengelilingi, menaiki dan menuruni kawasan itu, sore menjelang senjang kami membikin konten.

Konten budaya, khusus budaya Piaman bersama Daeng Satria, Kamal Guci dan Ajo Simuih.

Paling tidak, kami ingin kembali menghidupkan suasana Lubuak Urek yang nyaman dan damai untuk wisata keluarga.

Menghidupkan suasana palanta lapau yang sering jadi pembicaraan rang Piaman dalam memutus sebuah soal sosial kemasyarakatan.

Meskipun kondisi Lubuak Urek bagaimana tempat tak dikunjungi, tiap libur ada saja orang mandi ke sana. 

Air kolamnya selalu dibersihkan sehabis dipakai. Lalu, kolam renang yang sebagian rusak mulai diperbaiki dengan potensi yang ada.

Lubuak Urek menyediakan sejumlah kolam renang yang airnya asli dari air alam. Tidak dicampur dengan bahan lain, sehingga menjadi tempat yang bisa membuat penyakit hilang, kesehatan badan terjaga dengan baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun