Di era digital ini, banyak orang beranggapan bahwa generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget atau media sosial. Namun, ada banyak anak muda yang justru menunjukkan prestasi luar biasa. Salah satunya adalah Aisi Nurmala Sari, atau yang lebih akrab dipanggil Mbak Mala, seorang remaja asal Jambi yang berhasil menghafal seluruh 30 juz Al-Quran di usia yang sangat muda.
Perjalanan Menghafal Sejak Dini
Mbak Mala memulai perjalanannya untuk menghafal Al-Qur'an sejak usia 7 tahun. Seperti anak-anak pada umumnya, ia dulu lebih senang bermain dengan teman-temannya. Namun, orang tuanya memiliki pandangan yang lebih jauh, dan memutuskan untuk menyekolahkan Mbak Mala di Pondok Pesantren Tahfidh Putri Anak Yanaabii'ul Qur'an di Kudus, Jawa Tengah. Disanalah, langkah besar dalam hidupnya dimulai.
Awalnya, Mbak Mala menghafal karena dorongan orang tua, namun lama kelamaan, ia menemukan motivasi dari dalam dirinya sendiri. Setiap ayat, surat yang dihafal semakin mendekatkannya pada impian besar. Pada usia 13 tahun, ia berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz. Setahun kemudian, tepat di usia 14 tahun dan saat baru memasuki kelas 1 SMP, ia diwisuda sebagai hafidzoh, prestasi yang jarang dicapai oleh remaja seusianya.
Gelondong 30 Juz dalam Sehari: Pencapaian yang Luar Biasa
Yang lebih wow lagi, Mbak Mala ini berhasil melakukan gelondong 30 juz, yakni menghatamkan seluruh Al-Quran dalam satu kali duduk tanpa melihat mushaf. Pada 26 November 2022, ia melakukan simakan hafalan dari pukul 05.30 pagi hingga 16.00 sore di Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Nurussalam, Krapyak, Yogyakarta. Proses ini yang biasanya membutuhkan waktu lama, diselesaikan hanya dengan persiapan seminggu saja lohh (wooww)
Sebelumnya, Mbak Mala memang sudah menetapkan target pribadinya, yaitu sebelum masuk kuliah S2 ia harus bisa menyetorkan hafalan 30 juz dalam satu kali duduk. Sebagai salah satu cara untuk mengukur kekuatan hafalan, ia pernah melakukan simakan pribadi di Komplek Makam Dongkelan, Yogyakarta, dengan disimak oleh seorang temannya. Proses tersebut berlangsung selama 10 jam, dari pukul 7 pagi hingga 5 sore.
Dari Obrolan Santai Menjadi Aksi Nyata
Ide untuk melakukan gelondong 30 juz di pondok pertama kali muncul dari obrolan santai bersama teman-teman di pondok. Waktu itu, belum ada santri yang pernah melakukan hal serupa, sehingga teman-teman Mbak Mala mendorongnya untuk menjadi yang pertama. Dukungan mereka menjadi pemicu semangat Mbak Mala untuk menetapkan tanggal 26 November 2022 sebagai hari pelaksanaan.
"Sebenernya niat itu sudah ada dari lama, tapi karena belum ada dorongan, jadi belum terlaksana. Nah, karena ada teman-teman yang mendukung, saya jadi semangat dan langsung menetapkan tanggalnya." ucap Mbak Mala.
Dengan niat, tekad, dan dukungan penuh, ia mempersiapkannya dengan mengulang hafalan 10 juz setiap hari selama seminggu, agar bisa khatam dua kali sebelum hari H.
Gelondong Kedua: Menyempurnakan Hafalan Sebelum Setor Lagi
Setelah berhasil menyelesaikan setoran deresan Al-Qurannya bersama Ibu Nyai, Mbak Mala memutuskan untuk menggelondong lagi. Kali ini, ia ingin memastikan hafalannya tetap terjaga dan kuat. Ada dua alasan utama mengapa ia memutuskan untuk melakukan gelondong kedua ini.
“Pertama, karena nyari orang yang mau nyimak hafalan 30 juz itu susah, jadi ambil momen simakan di pondok. Terus yang kedua, gelondong ini jadi cara buat saya untuk mengukur seberapa kuat hafalan dan memastikan melafalkannya dengan lancar.” ucap Mbak Mala.
Gelondong Ketiga: Menepati Nazar dalam Rangka Menyelesaikan Tesis
Gelondong ketiga ini dilakukan pada hari Sabtu, 03 Mei 2025 dengan tujuan yang lebih pribadi, karena Mbak Mala memiliki nazar (janji yang harus ditepati) dalam rangka menyelesaikan tesis diakhir tahun 2024. Hal ini memberikan semangat tambahan untuk menyelesaikan gelondong tersebut. Kebetulan, gelondong ketiga ini juga bertepatan dengan selesainya setoran hafalan bersama Ibu Nyai untuk kedua kalinya.
Dengan setiap gelondong yang dilakukan, Mbak Mala menunjukkan bahwa hafalan bukan hanya soal mengingat, tetapi juga tentang komitmen, kedisiplinan, dan tanggung jawab.
Lebih dari Sekadar Hafal: Semangat dan Kedisiplinan yang Luar Biasa
Yang membuat kisah Mbak Mala begitu menginspirasi bukan hanya kemampuan menghafalnya, tetapi juga semangat yang ia tunjukkan. Bukan hanya menghafal, tetapi juga berkomitmen untuk menjaga kualitas hafalan dengan cara menderes ulang, meminta disimak, dan menjadikan proses hafalan sebagai bagian dari gaya hidupnya.
Perubahan dirinya, dari seorang anak kecil yang awalnya menghafal karena disuruh orang tua, menjadi remaja yang memiliki tujuan hidup dan disiplin tinggi adalah inspirasi bagi banyak orang. Ia membuktikan bahwa dengan ketekunan dan niat yang kuat, mimpi sebesar apapun bisa tercapai, bahkan di usia yang sangat muda.
Langkah Kecil, Impian Besar
Kisah Mbak Mala mengingatkan kita bahwa langkah kecil yang dimulai dengan ketulusan dan komitmen bisa mengantarkan kita pada pencapaian besar. Tidak ada yang instan semuanya membutuhkan niat, proses yang panjang, kesabaran, dan keyakinan. Siapa sangka, dari yang awalnya hanya "disuruh orang tua", kini Mbak Mala menjadi sosok yang menginspirasi ratusan bahkan ribuan orang. Semoga kisahnya menjadi penyemangat bagi siapa saja yang sedang berjuang, baik dalam menghafal, belajar, atau meraih cita-cita besar lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI