Mohon tunggu...
Trisni Setya NS
Trisni Setya NS Mohon Tunggu... Bisa memberikan manfaat untuk orang lain walau hanya sebulir debu adalah sesuatu yang memberikan energi positif pada diri kita

Hobi :Menulis , Memasak . Pekerjaan rutinitas di Sekolah, Actionnya Penulis Buku, Konten Kreator, Bisnis Kuliner/Usaha Catering. Hidup itu dibutuhkan pembuktian, karena keberhasilan itu yang mudah untuk dilihat, untuk proses pahit hanya kita dan orang terdekat yang tahu.Tetap semangat..!!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Hati Bicara ( 17 )

25 September 2025   15:09 Diperbarui: 25 September 2025   15:09 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam rumah sudah ada Bimo dan Fahri yang menunggu Nindi harap-harap cemas. Fahri hanya terdiam melihat sikap dingin Nindi, gadis itu terdiam dan berlalu menuju kamarnya. Dari  arah pintu depan sosok laki-laki memanggil-manggil namanya berulang kali.

Spontan gadis itu menoleh, rasa amarah yang di simpan beberapa waktu lalu kini terpancar dalam wajahnya yang semakin galak.

Bimo spontan menghadang laki-laki itu yang tak lain adalah Romi. Pukulan tangan kosongnya mengenai pelipis orang itu, kakinya yang panjang menendang menghajar perut laki-laki itu hingga tersungkur, masih belum puas Bimo menendang dan menendang lagi...

" Kau laki-laki yang tidak bertanggung jawab...rasakan ini..."

Fahri yang berada diantara kemarahan keluarga yang tersakiti oleh Romi ini berusaha melerai namun pertengkaran berhenti  ketika laki-laki itu sudah tidak berkutat lagi dengan darah dimana-mana...

Nindi hanya tersenyum sinis penuh kemenangan rasa sakit hatinya sedikit terobati dan akhirnya menangis tersedu-sedu melihat  kenyataan yang ada. Niat Fahri yang ingin mengutarakan kemenangan perceraiannya terputus oleh kedatangan Romi.

Romi sengaja dirawat di rumah Nindi, Bimo juga sedikit menyesal karena telah melakukan penganiyaan

"jangan salahkan aku kalau aku berbuat seperti itu pada kamu, harusnya kalau kamu tidak kesini kamu tidak akan terjadi seperti ini, ini juga mengingatkanku dengan kejadian tujuh minggu yang lalu, kau mengusir adikku, kau memutuskan tali cinta adikku tanpa perundingan yang jelas, dan lebih menyakitkan lagi...sepulang dari rumah kamu, adikku diperkosa orang yang tidak bertanggung jawab...kamu tahu itu...!!!

Seperti mendengar petir di tengah hari bolong...Romi terkejut tidak percaya. Malam  itu dirinya begitu kesal dengan kehidupan ini, kekasihnya tidak juga mencari dan mencari, namun kelelahan dan rasa cemburu yang teramat sangat membakar sehingga lepas control dan mencoba melukai kehormatan yang selama ini Nindi jaga, namun karena melihat sikap penolakan kekasihnya itu tanpa sadar mengeluarkan kata-kata putus. Setelah itu dirinya kembali lagi ke Madiun, ingin menenangkan diri dengan apa yang terjadi. Hp dimatikan dan kemarin sore pulang dan tadi berusaha untuk menelusuri jalan-jalan di daerah magelang ternyata dirinya melihat sosok Nindi yang telah berubah total, sangat-sangat kurus dan makanya dirinya mengikutinya.

Sementara di dalam kamar seorang gadis tergeletak dengan darah mengalir dan terus mengalir dari pergelangan tangan, tidak ada suara hanya coretan kata-kata yang ia tulis dalam secarik kertas.

Biarkan aku terbang tinggi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun