Mohon tunggu...
Tripviana Hagnese
Tripviana Hagnese Mohon Tunggu... Bisnis, Penulis, Baker

Saya seorang istri, ibu rumah tangga, yang juga mengelola bisnis, ada bakery, laundry, dan parfum.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Jepang Disiplin, Bersih, dan Mahal?

16 September 2025   08:25 Diperbarui: 16 September 2025   08:25 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Milik Tripviana Hagnese: Mengapa Jepang Disiplin, Bersih, dan Mahal?

negara-jepang-yang-bersih-teratur-tapi-harganya-mahal-masyarakat-antri-teratur-datang-tepat-waktu-kereta-sesuai-jadwal-1-68c8bc8934777c68ba65fef2.jpg
negara-jepang-yang-bersih-teratur-tapi-harganya-mahal-masyarakat-antri-teratur-datang-tepat-waktu-kereta-sesuai-jadwal-1-68c8bc8934777c68ba65fef2.jpg
Mengapa Jepang Begitu Disiplin, Bersih, dan Mahal? Analisis Historis dan Ekonomi

Jepang seringkali membuat kagum dunia dengan kombinasi unik antara kedisiplinan sosial, kebersihan lingkungan, dan biaya hidup yang sangat tinggi. Tiga karakteristik ini mungkin terlihat kontradiktif, namun ketiganya berakar pada sejarah yang sama dan nilai-nilai budaya yang telah lama dipegang teguh.

Disiplin dan Kebersihan: Warisan Sejarah dan Nilai Kolektif

Budaya disiplin dan kebersihan di Jepang bukan muncul begitu saja, melainkan hasil dari evolusi nilai-nilai historis yang kuat.

1. Pengaruh Historis

  • Semangat Samurai: Fondasi disiplin Jepang dapat dilacak hingga kode etik para Samurai, yaitu Bushido. Kode ini menekankan pada kehormatan, kesetiaan, ketepatan waktu, dan pengorbanan diri demi kelompok. Nilai-nilai ini, meskipun era Samurai telah lama berakhir, tetap mendarah daging dalam etos kerja dan perilaku sosial masyarakat Jepang.
  • Nilai Shinto: Agama Shinto memiliki konsep kemurnian dan kebersihan sebagai hal yang sangat sakral. membersihkan diri dan lingkungan adalah bagian dari ritual dan penghormatan. Konsep ini menumbuhkan kebiasaan untuk menjaga kebersihan, baik secara fisik maupun spiritual.

2. Faktor Sosial dan Budaya

  • Konsep Wa (): Nilai kolektif ini menekankan pada harmoni kelompok. Individu diharapkan untuk tidak membuat masalah atau menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain. Membuang sampah sembarangan atau datang terlambat dianggap mengganggu harmoni.
  • Pendidikan Dini: Sejak sekolah dasar, anak-anak Jepang diajarkan untuk membersihkan ruang kelas dan area sekolah mereka sendiri. Ini menanamkan rasa tanggung jawab kolektif dan kepedulian terhadap lingkungan bersama sejak usia dini.

Biaya Hidup Termahal: Kombinasi Geografi dan Ekonomi

Di balik kedisiplinan dan kebersihan yang menakjubkan, Jepang juga dikenal sebagai salah satu negara dengan biaya hidup termahal di dunia. Ada beberapa alasan di balik fenomena ini:

1. Keterbatasan Geografi

Jepang adalah negara kepulauan kecil yang padat penduduk, dengan sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan. Keterbatasan lahan membuat harga real estat sangat mahal, terutama di kota-kota besar seperti Tokyo. Selain itu, banyak bahan baku dan bahkan bahan makanan segar harus diimpor, yang menambah biaya.

2. Faktor Ekonomi

  • Tingkat Pendapatan Tinggi: Secara historis, Jepang memiliki tingkat gaji yang tinggi. Meskipun pertumbuhan ekonomi melambat, standar gaji di sektor jasa tetap tinggi, yang secara langsung memengaruhi harga barang dan layanan.
  • Fokus pada Kualitas: Masyarakat Jepang sangat menghargai kualitas, detail, dan keahlian. Mulai dari makanan, produk elektronik, hingga layanan pelanggan, semua dibuat dengan standar yang sangat tinggi. Konsumen bersedia membayar lebih untuk produk yang dibuat dengan cermat dan tahan lama, yang turut mendorong harga.

Hubungan Ketiganya: Sisi Lain dari Kesempurnaan

Tiga karakteristik ini, disiplin, kebersihan, dan biaya hidup mahal, sebenarnya saling terkait. Kedisiplinan dan budaya kolektif yang mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan dan ketepatan waktu juga menghasilkan standar pelayanan dan kualitas yang sangat tinggi.

Misalnya, sistem transportasi kereta di Jepang yang terkenal paling tepat waktu di dunia adalah hasil dari disiplin dan kerja keras. Namun, tingkat presisi dan keandalan ini membutuhkan biaya operasional, pemeliharaan, dan tenaga kerja yang sangat tinggi, yang akhirnya tercermin pada harga tiket yang mahal.

Dengan kata lain, kedisiplinan dan kebersihan di Jepang bukanlah sesuatu yang gratis. Itu adalah produk dari budaya yang sangat menghargai kualitas dan ketertiban, yang pada gilirannya juga menjadi faktor pendorong tingginya biaya hidup.

#tripvianahagnese
#sejarah
#jepang

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun