Sejarah Samurai adalah salah satu cerita paling ikonik di dunia. Mereka bukan hanya sekadar prajurit, melainkan sebuah kasta bangsawan yang memegang kendali atas Jepang selama berabad-abad. Meskipun kasta ini telah dibubarkan, warisan mereka tetap hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Jepang modern.
Era Awal: Kelahiran Para Pelayan Militer (Abad ke-10 - 12)
Samurai pertama kali muncul pada Zaman Heian, ketika kekuasaan pemerintahan pusat yang dipimpin kaisar mulai melemah. Para bangsawan dan tuan tanah di provinsi-provinsi jauh mulai merekrut dan melatih prajurit pribadi untuk melindungi wilayah mereka dari bandit dan kelompok rival. Prajurit-prajurit ini disebut Samurai, yang secara harfiah berarti "mereka yang melayani." Mereka mengabdi kepada tuan mereka, yang dikenal sebagai Daimyo.
Pada periode ini, Samurai lebih dikenal karena keterampilan memanah dan menunggang kuda. Mereka adalah kekuatan militer lokal yang terus tumbuh dan pada akhirnya menantang otoritas pusat di Kyoto.
Puncak Kekuasaan: Era Feodal Jepang (1185 - 1868)
Kekuatan Samurai mencapai puncaknya setelah Minamoto no Yoritomo berhasil mengalahkan klan saingannya dan mendirikan Keshogunan Kamakura pada tahun 1185. Dengan ini, kekuasaan politik Jepang secara efektif beralih dari kaisar ke kelas Samurai yang dipimpin oleh Shogun (komandan militer tertinggi).
Selama era feodal ini, Samurai menjalani kehidupan dengan pedoman ketat yang dikenal sebagai Bushido, atau "Jalan Prajurit." Kode etik ini menekankan nilai-nilai seperti kehormatan, kesetiaan mutlak kepada tuan, disiplin diri, dan kesiapan untuk mati demi kehormatan.
Periode Keshogunan Tokugawa (1603-1868) menjadi fase terpanjang dan paling stabil bagi Samurai. Jepang memasuki masa damai yang panjang, dan peran Samurai bergeser dari prajurit di medan perang menjadi birokrat, pengelola, dan administrator. Pedang mereka, katana, berubah dari senjata utama menjadi simbol status dan kehormatan.
Akhir Sebuah Era: Restorasi Meiji (1868)
Kekuasaan Samurai berakhir dengan dramatis pada Restorasi Meiji tahun 1868. Jepang dipaksa membuka diri terhadap dunia luar oleh kekuatan Barat. Kaisar Meiji dan para pendukungnya menyadari bahwa Jepang harus memodernisasi diri untuk bersaing.