Kedua, saya belajar bahwa literasi adalah sebuah proses kolaboratif. Saya sadar ini, tidak bisa melakukannya sendiri. Saya mulai mengajak orang tua untuk ikut serta dalam peningkatan literasi membaca. Saya mencoba mendesain program yang tidak hanya melibatkan anak-anak, tetapi juga orang tua dan guru khusunya pada pendidiakn usia dini. Sesi berliterasi baik membaca maupun sosialisasi pentingya pemahaman literasi untuk anak sekolah SD, SMP da SMA. Program
Ketiga, saya belajar bahwa literasi sejati adalah tentang memberdayakan, bukan mengajari. Tugas saya bukanlah membuat mereka menjadi "pintar," tetapi membantu mereka menemukan potensi dalam diri mereka sendiri. Saya menemukan bahwa dengan memberikan ruang aman bagi mereka untuk bertanya dan berbagi, rasa malu itu perlahan menghilang. Melihat mereka-mereka yang akhirnya bisa ikut dan berbaur bersama baik dalam menggambar, bercerita, membaca, menulis dan mengulas isi materi bacaan, adalah hadiah terbesar yang saya dapatkan. Senyum mereka bukan lagi sekadar respons terhadap cerita, tetapi cerminan dari rasa percaya diri yang baru ditemukan.
Kesimpulan
Perjalanan sebagai relawan literasi adalah sebuah refleksi yang terus-menerus. Datang dengan bayangan tentang perubahan besar yang akan saya bawa, namun saya pergi dengan pemahaman bahwa perubahan terbesar justru terjadi dalam diri saya. Saya belajar untuk menjadi lebih sabar, lebih peka, dan lebih rendah hati. Saya tidak lagi melihat literasi sebagai tujuan akhir, tetapi sebagai sebuah jembatan yang menghubungkan mimpi dengan kenyataan.
Meskipun tantangannya berat, semangat untuk terus berjuang tidak pernah padam. Saya percaya bahwa setiap kata yang dibaca, setiap cerita yang didengar, dan setiap pertanyaan yang diajukan adalah investasi kecil yang suatu hari nanti akan tumbuh menjadi pohon kebijaksanaan yang rindang. Dan saya bangga, telah menjadi bagian kecil dari proses itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI