Mohon tunggu...
Tri Lestari
Tri Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Nurul Huda, OKU Timur

Menulis adalah jendela dari pikiran, membiarkan orang lain mengintip ke dunia yang kamu ciptakan dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kearifan Lokal: Warisan Leluhur untuk Menjaga Alam dan Lingkungan

20 September 2025   12:15 Diperbarui: 20 September 2025   12:13 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah isu global tentang krisis iklim dan kerusakan lingkungan, ternyata masyarakat Indonesia sudah memiliki “senjata lama” yang sering terlupakan: kearifan lokal. Nilai-nilai tradisi yang diwariskan leluhur bukan sekadar budaya, melainkan cara hidup harmonis dengan alam. Pertanyaannya, masihkah kita menjaganya?

Kearifan lokal adalah pengetahuan, tradisi, dan praktik masyarakat yang lahir dari pengalaman panjang berinteraksi dengan lingkungan. Beberapa contohnya:

  • Sasi Laut (Maluku) → aturan adat untuk melarang pengambilan hasil laut pada waktu tertentu agar ekosistem pulih.
  • Subak (Bali) → sistem pengairan sawah berbasis gotong royong yang menjaga keseimbangan air dan lahan.
  • Hutan Larangan (Sumatera & Kalimantan) → kawasan hutan yang tidak boleh diganggu demi kelestarian sumber air dan satwa.

Praktik ini menunjukkan bahwa sejak dahulu, masyarakat Nusantara sudah memahami konsep sustainability yang kini digembar-gemborkan dunia.

Mengapa Kearifan Lokal Penting Hari Ini?

  • Menjaga keseimbangan alam → hutan, laut, dan tanah tetap lestari.
  • Mengajarkan etika ekologis → tidak serakah dalam mengambil hasil alam.
  • Menguatkan identitas bangsa → budaya asli jadi solusi, bukan sekadar simbol.
  • Mendorong gotong royong → masyarakat dilibatkan langsung dalam pelestarian.

Cara Menghidupkan Kembali Kearifan Lokal

Agar tidak hanya jadi cerita, kita bisa melakukan langkah nyata:

  • Integrasi dalam pendidikan → anak muda belajar tentang kearifan lokal sejak sekolah.
  • Peraturan berbasis adat → pemerintah daerah menggandeng tokoh adat untuk membuat aturan ramah lingkungan.
  • Modernisasi tanpa melupakan akar → gunakan teknologi, tetapi tetap selaras dengan nilai lokal.
  • Gerakan komunitas → membentuk kelompok peduli lingkungan dengan inspirasi dari tradisi.

Kearifan lokal bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi kompas moral untuk masa depan. Jika dunia sibuk mencari cara menyelamatkan bumi, sebenarnya Nusantara sudah punya jawabannya sejak dulu.

Pertanyaannya, apakah kita siap kembali belajar dari leluhur untuk menjaga bumi?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun