Mohon tunggu...
trie agusthin ferdina
trie agusthin ferdina Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hopefully you will continue to work

Selanjutnya

Tutup

Politik

Komunikasi Politik yang Humanis, Bukan Represif

13 September 2025   22:02 Diperbarui: 13 September 2025   22:04 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyemprotan dengan meriam air oleh polisi, ketika terjadi bentrokan Jakarta, 25 Agustus 2025. Tempo/Amston Probel

Tragedi yang menimpa Affan Kurniawan bukan hanya sebuah peristiwa menyedihkan, tetapi juga potret nyata bagaimana komunikasi kekuasaan masih sering hadir dengan nada represif.

Saya setuju dengan pernyataan Bapa Study Rizal L. Kontu bahwa “sudah saatnya negara belajar berbicara dengan rakyatnya, bukan mengintimidasi, melainkan menghargai.” Dalam perspektif politik, kalimat ini menyoroti kegagalan komunikasi kekuasaan yang masih sering berwajah represif. Negara yang terus mengandalkan intimidasi sesungguhnya sedang mengikis modal sosialnya sendiri. Tanpa kepercayaan rakyat, legitimasi politik akan rapuh dan rentan menimbulkan instabilitas. 

 Kasus seperti tragedi Affan Kurniawan menunjukkan bahwa kekuasaan yang tidak mampu mengelola komunikasi dengan rakyat cenderung jatuh pada pola koersif. Padahal, demokrasi modern menuntut negara untuk membangun konsensus, bukan menebar ketakutan. Dialog yang sejajar justru menjadi instrumen politik paling efektif untuk memperkuat stabilitas jangka panjang. 

Karena itu, saya menilai penting bagi negara untuk mengubah strategi komunikasi politiknya. Pendekatan represif hanya memberi keuntungan sesaat, sementara penghargaan terhadap rakyat adalah investasi jangka panjang bagi keberlanjutan kekuasaan itu sendiri. Negara yang menghargai rakyat akan lebih mudah menjaga legitimasi dan memperkuat daya tahannya di tengah dinamika politik yang kompleks.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun