Essi 219 -- Surat Elektronik dari Obama
Tri Budhi Sastrio
Â
Pengirimnya presiden Barack Obama, email yang
   digunakan jelas-jelas saja,
Sebagaimana layaknya email biasa --
   info@barackobama.com -- tujuan juga
Sebening kaca -- tribudhis@yahoo.com -- dan
   pastinya email ini email biasa.
Email yang biasa digunakan untuk berkomukasi
   di dunia maya, kirim berita,
Terima berita, kadang tempat curhat para
   mahasiswa, walau ada banyak juga
Kabar berita yang tak tentu arah tujuannya,
   belum lagi para penipu pendusta
Dunia Maya yang terus saja berkirim banyak
   cerita dusta dan ... harapannya?
Siapa tahu ada yang percaya, mau kirim uang
   begitu saja dan sukseslah dia.
Para pendusta ini kecerdasannya pastilah
   lumayan juga, buktinya mereka bisa
Merancang umpan tipuan acak, menggunakan
   bahasa Inggris tipe seadanya,
Walau banyak juga yang tatabahasanya persis
l   ulusan universitas terkemuka.
Yang mengherankan pada penipu dan pendusta
   dunia maya ini, persistensinya,
Walau tidak pernah ditanggapi eh ,,, tetap saja
   terus mengirim banyak berita
Tentang sejumlah dana yang menanti untuk bisa
   ditransfer ke rekening saya.
Sampai di sini persepsi sedikit berubah, eh,
   mereka tidak cerdas-cerdas juga.
Buktinya? Tidak pernah ditanggapi ... en toh,
   terus datang bergelombang ria
Tak ubahnya seperti gelombang samudera,
   benar-benar 'stupid' ini manusia.
Tetapi itulah fakta dan realitanya, lalu mau apa
   kecuali email itu dihapus saja.   Â
Kembali pada email presiden Obama, persistensi
   pengiriman juga luar biasa,
Bergelombang tak ada habisnya khususnya
   selama kampanye dalam masanya.
Walau email yang ini tentu saja beda dengan
   email para penipu dan pendusta.
Email ini suatu ketika pasti berhenti juga karena
   undang-undang mengaturnya,
Tetapi gangguan yang ditimbulkan olehnya
   kurang lebih bisa sama dan serupa,
Khususnya bagi mereka-mereka yang memang
   bukan simpatisan si petahana.
Pada akhir email biasanya tertulis 'thank you'
   lalu nama depan presiden di sana,
Barack, tanpa tanda tangan tentu saja, tetapi tetap
   dapat dipastikan otentitasnya.
Email memang dikirim Obama, walau yang
   mengirimkan langsung bukan dia.
Rasanya ada ratusan atau bahkan ribuan relawan
   yang menangani surat maya,
Karena saya menerimanya tidak bersama lainnya,
   jadi hanya untuk saya saja.
Penerima pasti jutaan jumlahnya dan masing-
   masing harus dikirim emailnya,
Benar-benar sebuah pekerjaan maharaksasa
   yang tidak ada habis-habisnya.
Dan rasanya pekerjaan mega ini cukup berharga
   ditangani karena taruhannya
Juga bukan main besarnya ... menjadi orang yang
   mungkin paling berkuasa,
Tidak hanya di Amerika sana, tetapi mungkin juga
   di seluruh alam semesta.
Email paling anyar yang diterima -- diyakini masih
   banyak lagi susulannya --
Seperti biasa diawali dengan kata 'friend' --
   bukan 'friends' -- karena saya ...
Ya ... hanya saya saja yang dituju oleh sang
   presiden, bukan saya dan lainnya.
Kemudian pernyataan yang jelas, gamblang,
   tanpa tedeng aling-aling, katanya:
'Saya tak ingin kalah pemilu ini ' -- 'I don't
  want to lose this election', aslinya.
Setuju ... kalau ingin kalah kan mendingan tidak
   mencalonkan sejak awal mula.
Tetapi jangan lupa bos, lawan Anda pastilah juga
   berkata hal yang persis sama.
Memangnya aku Mitt Romney ingin kalah ...
   ha ... ha ... ha ... aku pasti jaya.
Lalu pernyataan berikutnya 'Bukan karena ada
   dampak kekalahan bagi saya,
Michelle dan saya baik-baik saja apapun yang
   terjadi, tetapi karena bakal ada
Dampak bagi negara kita dan dampak bagi
   keluarga kelas menengah Amerika.'
Obama dan istri tak masalah kalah pemilu,
   kami pasti tetap akan oke-oke saja,
Tetapi kalian itu lho ... kalau kami kalah ...
   kalian sudah pasti akan menderita.
Apakah taktik seperti ini cukup manjur
   menggerakkan orang-orang Amerika?
Jawaban harus ditunggu setelah pemilu, walau
   rasanya taktik ini boleh juga.
Pemilu sudah amat dekat dan saya tidak ingin
   melihat kemajuan, lanjut Obama,
Yang selama ini anda -- maksudnya jelas saya --
   dan saya capai dengan kerja,
Kerja yang sangat keras, eh ... tiba-tiba menguap
   dan menghilang begitu saja.
Waktu jelas sudah hampir habis untuk berbuat --
   jadi jangan tunggu lebih lama.
Sumbangkan $5 atau lebih hari ini -- kemudian alamat
   sebuah situs untuk saya.
Saya percaya pada anda, jika anda tetap bersama
   saya, dan kita bersama-sama
Berusaha lebih keras dalam dua minggu yang
   tersisa ini, saya yakin dan percaya Â
Kita tidak mungkin kalah ... Terima kasih ...
   Barack ... kemudian tambahannya,
Ditulis dalam post-scriptum -- sesuatu yang ditulis
   setelah sebuah surat purna --
Ditujukan pada siapa saja yang menerima email
   Obama dan dia tegas berkata:
Saya tidak tahu Acara Malam Perjamuan Pemilu di
   Chicago akan seperti apa,
Tetapi saya menginginkan anda menjadi bagian
   dari kegiatan ini ... karenanya
Setiap sumbangan yang diberikan secara otomatis
   memberi peluang bagi Anda
Untuk bertemu langsung dengan saya -- biaya
   tiket dan hotel untuk Anda berdua,
Telah disiapkan ... yah ... jika beruntung tidak
   hanya saya tetapi juga istri saya
Bisa menghadiri acara yang pastinya meriah dan
   mungkin juga mewah di sana.
Email purna, maksud jelas, pertarungan dua
   kandidat pun bergulir dalam irama.
Lalu berapa sih sebenarnya jumlah dana yang
   berhasil dikumpulkan pakai gaya
Kirim surat elektronik ke warga dunia maya yang
   sekarang lagi dipakai Obama?
Jumlahnya pasti tidak tanggung-tanggung,
   membuat mata terbelalak karenanya.
Jutaan dollar diperoleh dari hasil 'minta-minta'
   di dunia maya, dan para pendusta
Yang selama ini terus saja beroperasi di dunia
   maya pastilah sangat iri karenanya.
Obama dan Romney jelas melakukan hal yang
   sama, dan jutaan dolar hasilnya.
Menghiba dan meminta jelas sifat dasar manusia,
   tak ada yang salah padanya.
Tapi semakin tinggi jabatan dan kuasa, biasanya
   semakin tidak terbuka ini gaya,
Apalagi kalau di Indonesia, yah banyak orang
   malu meminta tapi suka menerima.
Buktinya? Korupsi kan meraja-lela di mana-mana,
   karena korupsi satu sifatnya,
Malu meminta tetapi suka menerima, malu
   menghiba lalu menggarong jadinya.
Salah satu sumber mengapa pejabat negara
   gemar merompak uang negara,
Mungkin karena mereka diperas oleh partai
   politik, tempat pijakan anak tangga
Bagi siapa yang mau menjadi penguasa,
   bentuknya upeti dana tiap bulannya.
Tetapi mungkin juga karena mereka semua
   malu meminta tapi suka menerima.
Partai juga punya alasan yang kuat tidak
   terkira-kira, kalau tidak dari mereka,
Lalu dari mana kami bisa dapatkan dana
   guna jalankan upaya merebut kuasa?
Gaya di Amerika mungkin tidak cocok dan belum
   tentu juga akan berhasil guna,
Tapi paling tidak dengan gaya meminta-minta
   yang langsung dan amat terbuka,
Praktek korupsi dan menjadi penyamun di negara
   sendiri berkurang jauh jadinya. Â
Partai tak perlu memeras anggotanya, rakyat
   yang akan menentukan nasibnya.
Kalau satu partai menjadi idola, uang pasti
   mengalir masuk dari simpatisannya,
Lalu jika ditambah dengan ribuan relawan yang
   siap untuk bekerja kapan saja,
Sama sekali tak ada alasan satu partai tanpa
   korupsi kadernya tak akan berjaya.
Yang lebih penting lagi adalah pertanggungjawaban
   pengeluaran keuangannya.
Kalau di Amerika sudah hampir dapat dipastikan
   satu sen saja ada catatannya.
Tidak bakal ada dana yang tidak jelas dipakai
   untuk apa, dan siapa pemakainya.
Semua terbuka, semua mempunyai aksesnya,
   dan presiden terpilih bisa saja
Tiba-tiba runtuh karena harus masuk penjara
   jika berani selewengkan ini dana.
Di sini kekuasaan justru tegak karena piawai
   samarkan itu penyelewengan dana,
Sementara yang coba-coba berani membongkarnya ...
   eh, malah masuk penjara.
Gaya Obama mungkin mengganggu dan
   menjengkelkan, tapi korupsinya tidak ada.
Gaya kandidat presiden kita mungkin elegan
   penuh hura-hura, tetapi korupsinya?
Yah ... udah tidak usah ditanya, bukan tidak tahu
   jawabnya, itu lho dampaknya?
Kan banyak buktinya, eh yang mau bongkar
   korupsi malah lebih dulu ke penjara.
Buat terasi, udang melati bahannya; bongkar
   korupsi, hati-hati menjadi tumbalnya.
Â
Essi nomor 219 -- POZ24102012 -- 087853451949