"Kita putus"
Aku menatap langit yang penuh dengan bintang. Aku teringat dua kata yang diucapkan oleh mantan pacar di 2 tahun yang lalu. Dada ku tera sesak ketika mengingat kisah cinta kita, namun aku yakin akan takdir yang akan melanjutkan kesah cinta kita.
Tiba-tiba Ibuku ada dibelakangku "Sudah malam nak, sebaiknya kamu istirahat" katanya sambil memeluk pundakku yang melihat ku melamun.
"Iya Bu bentar lagi Andi istirahat" kataku sambil menatap langit dan saat itu Ibu meninggalkan kamarku.
Semenjak kejadian 2 tahun yang lalu aku tidak pernah menjalani hunungan dengan serius, bahkan kedua orang tua ku tidak pernah tahu kalo aku dan dia sudah putus. Namun Ibu ku beberapa kali menanyakan kabar tentang dia. Ya aku tidak pernah menjawab peryanyaan ibu ku dengan jujur aku takut, takut memperkenalkan wanita lain kepada Ibuku. Aku percaya bahwa kami akan bertemulagi.
Di pagi hari yang cerah aku menunggu. Ya dua jam yang lalu saya mengirimkan pesean "Hai apa kabar, aku harap informasi tentang kamu yang aku dapat itu tidak bener" pesen itu saya kirimkan kepada dia. Dia sudah membacanya namun enteh apa yang membuat dia tidak membalas pesan ku.
Beberapa hari sebelumnya aku mendapatkan kabar kalo dia akan lamaran. Ya aku mendapatkan informasi itu dari salah satu temanku. Ketika aku mandapatkan kabar itu seketika napasku terhenti sejenak aku sangat kacau, hatiku tidak terima untuk menerima itu semua dan ya aku masih mencintai Nadia.
Aku berulang kali melirik ponselku dan tertawa kecil, pesen itu belum juga kamu balas. Aku mencoba mengendalikan pikiran ku dengan mendengerkan musik yang selalu kami dengerkan kala bersama waktu itu, nyataya mendengarkan musik itu membuat bayanganmu terasa hadir dalam pikiranku.
setelah tiga jam yang lalu aku mengirimkan pesen itu, pada akhirnya dibalas. "Hai kabarku baik, maaf sebelumnya informasi tentang apa" hatiku sangat kacau ketika membaca pesen dari dia, ya aku langsung bergegas menghibungi Nadia lewat telpon.
Hatiku rasanya campur aduk menunggu dia mengangkat telponku setelah beberapa menit aku tersenyum ketika mendengerkan suara dia "Hallo Andi ada apa?" bukanya aku menjawab pangilan Nadia justru aku terdiam beberapa saat, ya mendenger suaranya membuatku seperti bermimpi.
"Andi.... kamu ada disitu kan?" pangilan kedua Nadia membuatku terdasar dari lamunan, aku memastikan dengan menyubut tanganku sendiri apakah ini mimpi atau nyata.