Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Saya dan Ibu Butuh Prima

24 Juli 2019   11:29 Diperbarui: 24 Juli 2019   15:20 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Saya Menggendong Cucunya| Dokpri

Saya pulang bertemu ibu saya hanya setahun sekali saat lebaran. Selebihnya, kami hanya bisa berkirim kabar melalui telepon. Untuk kebutuhan mengirimkan uang bulanan untuk Ibu di desa, saya mengandalkan transfer uang melalui ATM. 

Untungnya saat itu Jaringan ATM PRIMA sudah hadir di hampir seluruh wilayah Indonesia. Jadi saya dengan mudah mengirimkan uang bulanan untuk Ibu yang saya sisihkan dari gaji bulanan saya.

Saya teringat bagaimana susahnya Bapak dulu mengirimkan uang ke Kakak saya di perantauannya saat pendidikan. Pernah saya diajak ke kantor pos untuk mengirim uang melalui wesel, yang uangnya akan diterima beberapa hari kemudian. Untung saya tidak harus mengalami masa-masa itu. 

Dengan layanan ATM Prima yang tersebar dibanyak tempat, transferan saya ke Ibu di desa yang jaraknya 1.500 kilometer dari tempat saya tinggal terasa mudah dan realtime langsung diterima saat itu juga. Saya tinggal mengabari Ibu melalui SMS dan Ibu dapat mengambilnya langsung dari ATM terdekat.

Sekarang saya memiliki lebih dari dua rekening Bank yang berbada, sedangkan Ibu di desa cukup satu rekening saja yang ATMnya nangkring dekat dengan rumah beliau. Rekening saya memang banyak, tapi kadang tidak semuanya terisi. Dulu mungkin saya harus memindahkan ke rekening yang sama dengan ibu saya terlebih dahulu sebelum mentransfernya, tapi dengan Jaringan ATM Prima, transfer antarbank pun bisa dilakukan kapanpun dan langsung sampai! Easy Way Prima.

Kini saya sudah pindah lagi penempatan tugas di Bengkulu. Tetap jauh dari rumah ibu saya. Tetap harus menyeberang pulau untuk sampai. Namun hubungan kami tetap terjalin baik dengan komunikasi rutin melalui video call.


Ibu Saya Menggendong Cucunya| Dokpri
Ibu Saya Menggendong Cucunya| Dokpri

Di video call terakhir kami kemarin, Ibu saya mengabarkan bahwa rumahnya di desa yang selama ini belum bersertipikat, hendak mau diuruskan dokumen legalitasnya. Efek perluasan wilayah kota membuat daerah pinggiran seperti rumah Ibu saya menjadi urgen memiliki legalitas yang baik. Maka kebutuhan dokumen legal menjadi perlu jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

"Le, Ibu mau mensertipikatkan rumah di sini, kebetulan ada barengannya dengan tetangga-tetangga sebelah 7 orang, jadi Ibu bisa nitip-nitip menguruskan agar lebih mudah. Tapi biayanya sekian juta. Tapi perlu cepat karena lusa Pak Wahyu mau mulai ngurusnya."

Kalau dulu jaman wesel mungkin Ibu harus menunggu berhari-hari agar uangnya sampai, namun sekarang #mudahpakaiPrima

"Bu, sudah saya transfer nggih. Semoga cukup."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun