Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bercanda dalam Gulita

22 September 2018   03:55 Diperbarui: 22 September 2018   03:55 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami berdua terus mencari di bawah temaram cahaya senter yang kian meredup. Ketika menyandung sesuatu, lalu membungkuk untuk memastikan. Dua mayat yang dikirim ke tenda, masuk beberapa saat sebelum lampu dari genset mati. Jaringan listrik PLN mati sejak pagi. 

Menjelang Subuh mayat perempuan bisa ditemukan menyangkut di timbunan kayu bakar yang kami pakai untuk memasak. Jangankan persediaan minyak tanah atau gas yang memang sulit didapatkan. Kayu bakar pun kita dapatkan dari rumah-rumah yang roboh akibat guncangan gempa yang masih terasa dan hampir setiap jam terjadi. 

***

Kabut tebal masih menyelimuti pagi kedua. Badan mulai terasa penat. Menikmati segelas kopi hangat mungkin bisa mengurangi rasa penat itu. 

Kaki kian berat melangkah ke dapur umum. Para perempuan muda masih membungkus nasi dan olahan mie instan untuk jatah makan pagi sekitar seribu orang. Belum sampai mendekat tenda masak, ada suara perempuan memanggil namaku.

" Pak.. sudah saya buatkan kopi. Masih panas. Ada singkong rebus kalau mau", ternyata Paijem, panggilan akrab Bernadeta yang memanggil.


" Jem.. dapat singkong dari mana?", .

" Semalam, di tengah guyuran hujan mas Wawan pulang sama Kang Darto. Tadinya cuma mau ngambil cadangan minyak tanah di warung budhenya. Ehh malah bawa macam-macam bahan makanan. Ternyata mBah Hadi nyusul pakai ambulans", kata Paijem dengan nada genitnya.

" Nih..ada titipan buat pak Itong" , Paijem memberi dua bungkus rokok kretek.

" Makasih ya Jem", kataku sambil menerima pemberian Wawan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun