Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ricik-ricik: Dua Wajah Satu Nama (2)

15 September 2025   18:30 Diperbarui: 15 September 2025   18:36 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ricik-ricik: Dua Wajah Satu Nama (2) - ChatGPT

Ricik-ricik: Dua Wajah Satu Nama (2)

Oleh: Toto Endargo

Kalau mendengar kata Ricik-ricik, orang Jawa biasanya langsung teringat pada suara gemericik air yang menyejukkan hati. Nama itu ternyata juga hadir dalam dunia karawitan Jawa sebagai sebuah tembang yang populer. Namun, di balik kesamaan namanya, Ricik-ricik menyimpan dua wajah berbeda: versi Banyumasan dan versi Surakarta.

Baca dari: Ricik-ricik: Dua Wajah Satu Nama (1)

Nama Sama, Irama Berbeda

Di tanah Banyumas, Ricik-ricik hidup sebagai tembang rakyat yang ceria. Balungan saronnya khas, pukulan nadanya ringan, lincah, dan riang. Biasanya hadir dalam suasana hajatan, tayuban, atau pentas rakyat. Tembang ini mencerminkan watak wong Banyumasan: egaliter, ceplas-ceplos, dan dekat dengan keseharian.

Sebaliknya, di Surakarta, Ricik-ricik tampil dengan wajah yang lain. Irama dan cengkoknya lebih teratur, penuh unggah-ungguh, dan terkait erat dengan tradisi keraton. Ia mengalun halus, berwibawa, dengan nuansa musikal yang rapi sebagaimana budaya istana Surakarta yang menjunjung kehalusan tata laku.

Perbandingan ini membuat kita sadar: meski sama-sama bernama Ricik-ricik, keduanya tidak bisa dipandang sebagai satu entitas yang identik. Mereka ibarat dua saudara kembar: sama nama, tetapi berbeda perangai dan jiwa.

Perbandingan Balungan: Biar Pembaca Punya Bayangan

Sedikit catatan bagi yang penasaran dengan "isi" musiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun