Ricik-ricik Banyumasan versi Suryati itu menjadi bukti bahwa rakyat kecil pun bisa memberi warna pada jagat seni Jawa.
Kisah Suryati menunjukkan bahwa budaya besar bisa lahir dari desa kecil. Suara sinden desa bisa menembus batas kota, bahkan menembus zaman.
Kisah Suryati bukan sekadar perjalanan seorang sindhen. Ia mengajarkan bahwa kebudayaan hanya bisa berdiri tegak bila ditopang oleh budi luhur.
Paradoks perjalanan Suryati: disayang karena suara, dihukum karena prinsip. Tetapi justru dari situlah ia semakin kokoh dikenang sebagai legenda.
Dari panggung desa sampai pentas nasional, Suryati membawa pesan bahwa suara sinden bukan sekadar hiburan, melainkan juga cermin budi dan kebudayaan.
Perjalanan Suryati menunjukkan bahwa desa bisa melahirkan bintang, dan suara perempuan bisa menembus batas sosial maupun geografis.