Lagu-lagu Ebiet G. Ade bukan sekadar musik---mereka adalah lantunan doa yang lirih, hamparan sunyi tempat jiwa bersujud, tempat rindu berteduh. Dalam setiap petikan gitarnya, dalam setiap bait puitisnya, terselip bisikan cinta Ilahi: lembut namun menghunjam, mengajak kita berhenti sejenak dari riuh dunia untuk menyimak suara hati.
Ia bukan hanya penyanyi, melainkan musafir yang menuturkan zikir lewat nada. Ketika ia menyanyikan alam, yang hadir adalah ayat-ayat diam tentang kebesaran-Nya. Ketika ia menyanyikan luka, yang mengalir adalah pengakuan seorang hamba pada Sang Maha.
Kita, sebagai pendengarnya, hanyalah para peziarah yang sedang mencari jalan pulang---berharap menemukan cahaya di antara lirik-liriknya yang lembut namun tajam. Sebab Ebiet tak sekadar menulis lagu, ia menulis kesadaran. Ia tak hanya bernyanyi, ia mengajak kita bersujud.
Biarkan lagu-lagunya hidup dalam batin kita: seperti doa yang tak pernah selesai, seperti cinta yang tak pernah renta. Sebab di balik semua itu, ia tengah mengajarkan satu hal paling hakiki: bahwa musik sejati, seperti cinta sejati, selalu membawa kita lebih dekat pada-Nya. ===
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI