Mohon tunggu...
Toto Endargo
Toto Endargo Mohon Tunggu... Peminat Budaya

Catatan dan Pembelajaran Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuyu Kangkang dan Klenthing Abang di Dunia Nyata

13 Juni 2025   18:15 Diperbarui: 13 Juni 2025   17:56 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Yuyu Kangkang dan Para Klenthing - Meta AI

Tak hanya itu, kita juga hidup dalam masyarakat yang penuh paradoks. Jilbab, misalnya, dulunya dianggap perhiasan dan simbol kesalehan, kini di sebagian kalangan justru dianggap pengekang kebebasan. Sementara ceramah agama tentang dosa dan neraka begitu mudah diakses, dari televisi hingga kanal YouTube, tapi tak mampu menahan laju penyimpangan. Mengapa? Karena nilai-nilai hanya jadi bunyi, tanpa pengalaman batin dan teladan nyata yang menyentuh remaja.

Simbol-simbol moral diubah maknanya oleh zaman, tapi esensi moralnya belum tergantikan. Kita menghadapi generasi yang dibanjiri informasi, tapi miskin pemahaman; punya akses luas, tapi kehilangan arah.

Saatnya Menciptakan Klenting Kuning Baru
Menanam Nilai di Tengah Arus

Pertanyaannya: ke mana Klenting Kuning? Mungkinkah ia tenggelam dalam riuhnya budaya instan? Ataukah kita, sebagai orang tua, pendidik, dan masyarakat, yang gagal menciptakan tanah subur agar Klenting Kuning bisa tumbuh kembali?

Kisah Ande-Ande Lumut tidak mencari gadis tercantik, tetapi yang paling bijaksana. Di dunia nyata pun, kita tak butuh lebih banyak Klenting Abang atau Yuyu Kangkang baru.
Yang kita butuhkan adalah ruang, waktu, dan keberanian untuk membesarkan Klenting Kuning baru---di rumah, di sekolah, di budaya kita.

Karena harga diri tak bisa dibeli dengan cinta palsu, dan kedewasaan sejati tak bisa diraih dengan jalan pintas.

Toto Endargo, Peminat Budaya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun