Namun demikian dia masih melolong masih mengais-ngais kebahagiaan dengan modal cinta, (Aku selalu cinta, tapi kamu tidak! Tapi kamu tidak! Tapi kamu tidak!). Itulah! Barangkali perasaan ini mewakili sebagian tipe wanita di tahun 2010-an
Hal Sastra dan Majas
Sastra adalah karya dalam bentuk tulisan atau lisan, yang halus-menyentuh dalam bentuk bahasa yang khusus. Dapat dalam bentuk dipadatkan, dipanjang-pendekkan, diterbalikkan dan dapat pula diganjilkan.
Agar terbentuk nilai sastra digunakanlah gaya bahasa (majas). Dengan memanfaatkan kekayaan bahasa dan menggunakan kata tertentu dapat diperoleh karya yang unik, yang menarik. Majas banyak dipakai dan disajikan secara khas dan khusus dalam sastra untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya. Berikut yang dapat penulis sampaikan dari mencermati kedua lagu di atas:
Lagu I,
Diakui atau tidak, lirik lagu Aryati digubah dengan bahasa sastra yang baku, halus dan menyentuh. Ada ajaran dan pelajaran yang jika direnung-cermati dapat merasuk ke kalbu sebagai perilaku yang patut diteladani.
Kalimat-kalimat kiasan sangat dimaklumi; "mawar asuhan rembulan, gemilang seni pujaan, mawar di taman khayalku, bahagia seribu satu malam", tentu masih sangat mudah untuk memahami arti kiasan ini.
Aryati cenderung menggunakan gaya bahasa asosiasi atau perumpamaan. Kalimat "gemilang seni pujaan" seakan mengibaratkan bahwa Aryati adalah hasil seni yang mengagumkan. Jika dianggap sebagai hasil seni ukir-pahat adalah ukiran dan pahatan yang indah. Jika dianggap sebagai puisi adalah puisi yang menyentuh hati. Jika dianggap sebagai seni kriya jelas hasil karya yang gemilang. Aryati adalah hasil seni dari arsitek yang sangat mumpuni.
Keberadaan Aryati dalam lagu ini seakan secara lahir-batin selalu menjadi pujaan karena Aryati adalah hasil karya seni yang gemilang, bagus, indah, mengagumkan dan luar biasa.
Lagu II,
Lagu ini disampaikan dengan menggunakan beberapa majas, antara lain majas antitesis, repetisi, klimaks, dan antiklimaks.